BERAU – Sudah bertahun-tahun lamanya warga Kampung Biatan Baru mengalami kekeringan. Dalam kesehariannya, untuk mencukupi kebutuhan air bersih kampung yang dihuni oleh 564 jiwa ini harus berjalan sejauh 2 kilometer ke kampung tetangga. Bahkan, anak-anak harus mengurangi waktu belajar dan bermain karena harus membantu orang tua mereka mengambil air saban hari.
Selama ini, Kampung Biatan Baru memang tidak terakses pasokan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Kondisi pun kian memprihatinkan saat hujan tak lagi mengguyur pedesaan ini. Para warga harus bersusah payah untuk berburu setetes air. Meski telah mendapat bantuan mesin diesel untuk pompa air, tetapi hanya menjangkau hingga ke bak penampungan saja.
Kondisi ini, membuat sebagian warga tak betah untuk bertahan di kampung ini. Banyak warga yang memutuskan migrasi keluar kampung sehingga jumlah Kepala Keluarga (KK) menyusut dari 215 KK menjadi 165 KK (564 jiwa) pada tahun 2017.
Namun, sebagian warga yang tetap tinggal, tak ingin berpasrah diri dengan keadaan. Pada Februari 2015, dalam Musyawarah Kampung Biatan Baru, warga melalui Badan Perwakilan Kampung (BPK) dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LKM) Kampung mengusulkan unit solar cell untuk mengalirkan air ke desa.
Usulan tersebut disambut baik oleh Pemerintah Kampung dan dimasukkan ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBKam). Selanjutnya, Pemerintah Kampung menerbitkan surat persetujuan pengadaan solar cell pada 30 Mei 2016 dan melalui Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dan memasang Solar cell sekitar 100 meter dari sumber air.
Dari Kekeringan menjadi Berlimpah
Pada awal tahun 2017 sel surya sudah beroperasi masing-masing 1.200 watt dan 4.000 watt. Keduanya mampu menghidupkan dua mesin pompa air dengan debit head 70 meter dan kapasitas 80 meter kubik/detik.
Kini kebutuhan air bersih warga terjamin, terutama untuk minum, mandi, mencuci, dan lainnya. Bahkan warga dapat menggunakan air bersih secara gratis hingga masa garansi berakhir.
Tak hanya itu, adanya inovasi ini mampu meningkatkan kesehatan masyarakat. Sebelumnya, akibat kekurangan air segelintir warga mengalami sakit perut karena tidak dapat mengkonsumsi air bersih. Kekeringan pun tidak pernah menghantui desa ini lagi.
Inovasi Solar cell berhasil membuat setiap rumah warga dapat menikmati air bersih secara gratis. Selain itu, pemanfaatan solar cell mampu menghemat biaya operasional hingga 40 persen dibandingkan penggunaan mesin diesel, termasuk menghemat tenaga operasional karena hanya butuh 4 orang sedangkan dengan mesin diesel dibutuhkan 12 tenaga kerja.
Sumber Pendanaan
Â
Pembuatan Solar Cell yang dilakukan di Kampung Biatan Baru memerlukan dana yang tak sedikit. Pengadaan sel surya dan fasilitas pendukung berasal dari dana kampung, adapun rincian dananya sebagai berikut:
- Bahan pipanisasi : Rp 33,6 juta
- Alat solar cell : Rp 313,3 juta
- Upah pekerja : Rp 23,3 juta
- Papan nama kegiatan : Rp 150 ribu
- Honor TPK : Rp 11,2 juta