BALANGAN – Warga Desa Dahai, Kecamatan Paringin, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan menghentikan budidaya ikan di keramba karena kualitas air yang tidak merata, mengakibatkan ribuan ikan mati.
“Kami sempat menggunakan aliran sungai di desa kami untuk membudidaya ikan keramba dengan jumlah cukup banyak, dan saat ini kami lebih memilih untuk tidak lagi membudidaya ikan karena kualitas air yang tidak menentu,” kata Juanda salah satu warga setempat, Senin (12/06/2022).
Juanda mengatakan bahwa kerambanya biasanya diletakkan di sungai di dekat rumahnya, walaupun budidaya ikan hanyalah sampingan akan tetapi mampu menghasilkan uang yang lumayan. Meskipun pernah mengalami kematian tiba-tiba dari dua ribu ikan kerambanya, tetap memperoleh kompensasi dan akhirnya memutuskan untuk tidak lagi memelihara ikan.
Setiap hari, debit air sungai berubah-ubah kadang turun, terkadang kembali naik. Warna air juga berubah, terkadang menjadi coklat dan kemudian menjadi bening.
Warga setempat kemudian diberi kesempatan untuk menggunakan sistem bioflok untuk membudidayakan ikan. Namun, sistem ini tidak lagi digunakan karena dianggap tidak menghasilkan cukup banyak ikan.
Namun, Kepala Desa Dahai Sulaiman menyatakan bahwa warga sudah jarang menggunakan air sungai untuk memelihara ikan keramba.
“Warga lebih memilih berkebun dan juga menanam padi saat musim penghujan,” kata Sulaiman.
Sebagai informasi, bahwa potensi budidaya ikan sempat menjanjikan bagi warga, namun saat ini melihat kondisi air sungai warga tidak berani mengambil risiko untuk kembali memelihara ikan di sungai.
Penulis: Devi arp
Editor: Mukhlis