LEMBATA – Pemerintah Desa Bour, Kabupaten Lembata luncurkan program terkait Pengelolaan Sampah Berbasis Keluarga. Program tersebut nantinya akan dijalankan oleh pemdes bersama Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Lembata (FPRB Lembata).
“Nantinya pengumpulan sampah dilakukan di sekitar gazebo lokasi wisata Pantai Riangdua dan mulai dipilah dan diidentifikasi sumber datangnya,” ucap anggota komunitas anggota FPRB Lembata, Tinus Huar, Rabu (7/6/2023).
Usai pemilahan, relawan FPRB Lembata membantu masyarakat untuk mengidentifikasi sumber-sumber datangnya sampah dan dampaknya bagi lingkungan. Setidaknya ada tiga sumber utama munculnya sampah plastik yang ditemukan di sekitar pemukiman dan pantai Riangdua.
Pertama, sebagian sampah tersebut berasal dari laut atau terbawa arus dan terhempas ke Pantai Riangdua. Kedua, berasal dari sampah plastik dari dalam rumah setiap warga.
Sampah yang berasal dari rumah warga merupakan salah satu sumber utama munculnya sampah plastik di sekitar lingkungan tempat tinggal warga. Sampah plastik ini menurut warga didominasi botol dan gelas plastik serta kantong plastik belanja.
Sumber sampah ketiga adalah “sumber anonim”. Sampah dari sumber tersebut tak diketahui asal muasalnya dan selalu memenuhi pemukiman sekitar warga.
“Kami tidak tahu itu dari mana dan oleh siapa. Tapi banyak tumpukan sampah plastik, tiba-tiba saja ada di sekitar pemukiman warga, terutama di pinggir jalan. Paling banyak itu di Dusun Kwakat sana,” terang Kepala Desa Bour, Kon Sura.
Aksi kumpul-pilah sampah plastik yang dilanjut hingga identifikasi dampak dan sumber sampah diharapkan mampu membawa dampak nyata pada lingkungan sekitar. Pemdes Bour dan FPRB Lembata juga melakukan deklarasi komitmen bersama dalam pengolahan sampah.
Penulis: Erdhi
Editor: Rizal