Kolom Desa

Papeda, Makanan Sakral Masyarakat Papua

Papeda Kuliner Khas Papua, Sumber Foto: Twitter @TheArieAir

PAPUA – Papeda adalah hidangan khas Papua yang memiliki sejarah panjang dan menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Papua. Tak hanya menjadi makanan khas, Papeda terhitung menjadi makanan sakral suku Papua yang digunakan untuk upacara adat suku Papua.

 

Salah satu upacara adat yang perlu menghidangkan makanan papeda adalah upacara Watani Kame. Upacara adat ini digelar sebagai tanda berakhirnya siklus kematian seseorang. Bagi masyarakat Papua, Papeda merupakan hidangan yang memiliki simbol persatuan, kebersamaan, dan kearifan lokal masyarakat Papua. Kini, masakan Papeda sudah mulai populer di kancah Internasional. Banyak restoran Indonesia di luar negeri yang sering menyajikan papeda.

 

Proses Pembuatan Sagu, Sumber Foto: Twitter @SuaraRakyat17
Proses Pembuatan Sagu, Sumber Foto: Twitter @SuaraRakyat17o

Cita Rasa dan Keunikan Papeda

 

Papeda berasal dari kata dalam bahasa Biak, “pap”, yang berarti sagu, dan “eda”, yang berarti makanan. Sehingga, Papeda merupakan makanan yang berasal dari bahan dasar sagu. Keberadaan sagu di Papua sangatlah melimpah.Tak heran, komoditas ini menjadi bahan utama makanan bagi masyarakat Papua.

 

Proses pembuatannya papeda membutuhkan cukup lama. Mulanya, batang pohon sagu diambil dan dikupas untuk mendapatkan serat sagu yang kemudian diolah menjadi tepung sagu. Tepung sagu inilah yang menjadi bahan dasar dalam pembuatan papeda.

Proses Penggilingan Sagu, Sumber Foto: Twitter @TNIAD

Papeda memiliki tekstur yang kenyal dan lengket, hampir mirip dengan bubur kental. Hal ini disebabkan oleh sifat pati yang terkandung dalam tepung sagu. Ketika adonan papeda dimasak, pati dalam sagu mengalami proses gelatinisasi, sehingga menghasilkan tekstur yang lembut dan kenyal saat dimakan.

 

Biasanya Papeda disajikan dalam mangkuk atau piring datar. Kemudian dilengkapi dengan hidangan lauk-pauk khas Papua. Hidangan lauk-pauk tersebut dapat berupa ikan bakar, sayuran, daging, atau sambal pedas.

 

“Setelah itu langsung diaduk hingga bening dan menjadi papeda yang siap disantap bersama ikan kuah kuning,” ungkap pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Mimika dan juga seorang ahli memasak papeda, Jane.

Papeda Kuliner Khas Papua, Sumber Foto: Twitter @LaodeMsyarif

Ketika dimakan, papeda memberikan sensasi yang berbeda karena teksturnya yang licin dan lembut. Biasanya, papeda diambil dengan menggunakan sendok kayu atau dengan tangan langsung, kemudian dicelupkan ke dalam hidangan lauk-pauk yang disajikan. Rasa sagu yang khas memberikan cita rasa yang lezat dan menggugah selera.

 

Selain itu, Papeda tidak hanya dikenal sebagai hidangan yang enak, tetapi juga memiliki nilai gizi yang tinggi. Tepung sagu yang digunakan dalam pembuatan papeda mengandung karbohidrat kompleks yang memberikan energi tahan lama. Selain itu, sagu juga rendah lemak dan bebas gluten, sehingga cocok untuk mereka yang memiliki sensitivitas terhadap gluten. Dengan mengkonsumsi papeda, kita dapat menikmati hidangan lezat sekaligus mendapatkan manfaat gizi yang baik untuk tubuh.

 

Editor: Ani

Exit mobile version