Cegah Tingkat Penularan, Dinkes Bentuk Kampung Siaga Malaria

Ilustrasi Penyemprotan Cegah Penyakit Malaria. Sumber foto: freepik
Ilustrasi Penyemprotan Cegah Penyakit Malaria. Sumber foto: freepik

KABUPATEN JAYAPURA, – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua membentuk Kampung Siaga Malaria yang melibatkan kader orang asli Papua. Hal itu dimaksudkan sebagai upaya mencegah tingkat penularan penyakit malaria sekaligus percepatan pembangunan bidang kesehatan di daerah tersebut.

 

“Untuk maksud tersebut maka kami melibatkan kader malaria orang asli Papua sebagai bentuk pemberdayaan dan juga mempercepat penanganan penyakit menular tersebut,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Edward Sihotang, Selasa (06/6/2023).

 

Edward mengatakan, guna memberi solusi atas persoalan dan tantangan kesehatan, khususnya penyakit menular malaria. Maka dari itu, dibutuhkan terobosan yang memberikan hasil terukur yang berdampak bagi orang asli Papua.

 

Lebih jauh, Edward menambahkan tujuan percepatan pembangunan bidang kesehatan yakni meningkatkan derajat kesehatan masyarakat orang asli Papua yang ditandai dengan menurunnya tingkat penularan penyakit malaria.

 

“Jadi kami tempatkan kader malaria pada kampung guna memimpin penemuan kasus, surveilans malaria di tingkat masyarakat, melakukan deteksi cepat, pendampingan pengobatan, dan mencegah penyebaran parasit malaria,” ujarnya.

 

Menurut Edward, kegiatan yang dilakukan yakni pemberian kelambu anti nyamuk di daerah berisiko tinggi dan penemuan dini pengobatan tepat. Selain itu, penyemprotan dinding rumah pada lokasi KLB (Kejadian Luar Biasa) Malaria dan penemuan kasus aktif.

 

“Langkah ini dilakukan agar percepatan pembangunan pada bidang kesehatan, khususnya menuntaskan malaria, lebih efektif,” tegasnya.

 

Sementara itu, sambung Edward, untuk mencegah penularan penyakit malaria dari rumah, pihaknya menyarankan untuk menebarkan ikan pemakan jentik nyamuk bagi masyarakat yang memiliki tempat penampungan air seperti kolam ikan.

 

“Juga menutup penampungan air saat tidak digunakan, menggunakan obat anti nyamuk dan kelambu saat tidur untuk menghindari gigitan nyamuk. Jika mendapati gejala malaria segera lapor kader atau langsung ke puskesmas terdekat,” tandasnya.

 

Sebagai informasi, berdasarkan data dari website Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura disebutkan malaria masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius di Kabupaten Jayapura dan menduduki peringkat ketiga pada 2021 sebagai daerah dengan kasus malaria tertinggi di Indonesia.

 

Kabupaten Jayapura memiliki Annual Parasite Incidence (API) sebesar 193,3 persen; Annual Blood Examination Rate (ABER) 57,86 persen dan Slide Positive Rate (SPR) 33 persen setelah Keerom, Sarmi juga Mimika.

 

Penulis: Habib

Editor: Rizal Kurniawan

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *