BKKBN Minta Kades Petakan Anak Beresiko Stunting

Ilustrasi foto bayi stunting, sumber foto, freepik.com
Ilustrasi foto bayi stunting, sumber foto, freepik.com

PadangBadan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meminta para Kepala Desa, Wali Nagari atau Lurah di Sumatera Barat untuk melakukan pemetaan anak berisiko stunting yang ada di daerah mereka. Tujuannya agar setiap desa punya data akurat untuk melacak anak-anak beresiko stunting.

 

“Tadi kita bersama Gubernur Sumbar serta 200-an kepala desa, lurah dan wali nagari bertemu dan ini saya sampaikan agar mereka memiliki data anak berisiko stunting di daerah mereka,” kata Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya di Padang, Sabtu.

 

Dirinya juga menjelaskan, data anak berisiko stunting ini dapat diketahui melalui Posyandu maupun klinik kesehatan dan Puskesmas. Jika ada anak yang berat badannya setelah di timbang tidak sesuai dan tingginya diukur juga tidak sesuai maka anak ini masuk dalam resiko stunting dan perlu kita petakan.

 

“Penentuan anak stunting merupakan kewenangan dokter namun data untuk berisiko stunting ini bisa dilakukan,” kata dia.

 

Dirinya juga mengatakan, setiap ibu hamil yang ada di wilayah mereka agar didata dengan baik, termasuk untuk kebutuhan gizi mereka apa bisa terpenuhi atau tidak, apa mengalami anemia atau tidak.

 

“Kalau data ini lengkap maka intervensi dapat dilakukan secara tepat sesuai dengan kondisi yang ada di daerah setempat,” ungkapnya.

 

Dirinya juga menegaskan, bahwa stunting untuk tahun ini harus betul betul dikawal, sehingga  untuk tahun berikutnya bisa kita turunkan resiko stunting.

 

“Stunting yang naik betul-betul kita kawal pada tahun ini, sehingga angka stunting bakal turun,” katanya.

 

Selain itu BKKBN terus berupaya melakukan sosialisasi penanganan secara spesifik maupun sensitif, untuk sensitif ini dilakukan sosialisasi kepada generasi muda agar tidak menikah di usia dini atau hamil di usia muda.

 

Menurut dia pemahaman ini yang harus dibangun di kalangan muda, pihaknya juga merekrut anak anak muda dalam program Genre atau Generasi Berencana. Mereka yang menyebarkan informasi ini kepada kawan-kawan mereka baik di sekolah maupun lingkungan tempat tinggal.

 

“Generasi muda ini harus kita ajak mempersiapkan segala sesuatu dengan baik dan terencana mulai dari merencanakan pernikahan, merencanakan kehamilan dan lainnya sehingga tidak melahirkan anak yang stunting nantinya,” kata dia.

 

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan Nasional Keluarga Berencana (BKKBN) Sumbar, Fatmawati menginformasikan, pada tahun 2022 prevalensi stunting di Sumbar naik sekitar 1,9 persen dari 23,03 persen pada 2021 sehingga menjadi 25,2 persen 2022.

 

Kenaikan itu terjadi di tujuh kabupaten dan kota di Sumbar yakni, Pasaman 11 persen, Agam lima persen, Padang 0,4 persen, Dharmasraya, Solok Selatan, Pesisir Selatan dan Mentawai namun ada kabupaten dan kota yang turun angka stunting seperti, Sawahlunto di angka 13 persen dan lainnya.

 

Penulis: Hafidus Syamsi

Editor: Rizal

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *