Sejarah Tujuh Desa Etnis Jawa di Bolang Mongondow Timur

Java Culture Festival di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Sumber foto: Website Resmi Pemkab Boolang Mongondow Timur

MANADO – Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara memiliki memiliki tujuh desa berisikan masyarakat etnis Jawa.

 

Keberadaan tujuh desa ini bermula sejak era Kolonial Belanda. Namun, ketujuh desa tersebut tidak serta merta berdiri bersamaan.

 

Kala itu, orang-orang Jawa direkrut untuk menjadi buruh kopi di wilayah timur Bolaang Mongondow sekitar tahun 1909 hingga tahun 1928. Bolaang Mongondow masih menjadi negeri dengan corak Monarki yang dikenal dengan Kerajaan Bolaang Mongondow.

 

Setelah perusahaan kopi milik Belanda bangkrut, etnis Jawa ini kemudian memilih menetap di Bolaang Mongondow.

 

Mereka kemudian mendirikan desa Pertama yaitu Desa Purworejo.

 

Desa Purworejo pertama kali diresmikan oleh Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow pada tahun 1954.

 

Nama Purworejo berasal dari bahasa jawa yang terdiri dari dua kata yakni, Purwo yang artinya Wiwitan dan Rejo yang artinya makmur.

 

Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia Purworejo artinya awal desa yang makmur. Selanjutnya Desa Purworejo dimekarkan menjadi 2 yaitu Desa Purworejo dan Desa Liberia yang namanya diambil dari negara kawasan Afrika bagian barat yang merupakan asal dari kopi Liberika.

 

Pada Tahun 2006 desa Purworejo dimekarkan lagi menjadi dua, Yaitu desa Purworejo dan desa Purworejo Timur.

 

Sedangkan Liberia dimekarkan menjadi Desa Liberia dan Liberia Timur.

 

Pada tahun 2008 desa Purworejo kembali dimekarkan menjadi Purworejo da Purworejo Timur.

 

Di tahun 2014, Desa Purworejo Timur dimekarkan menjadi dua desa yaitu Desa Purworejo Timur dan Desa Sumber Rejo.

 

Serta Desa Liberia dimekarkan lagi menjadi desa Liberia dan desa Candi Rejo.

 

Atas proses Pemekaran yang panjang tersebut, sehingga desa dengan warga Etnis Jawa yang ada di Kecamatan Modayag, Kabupaten Boltim menjadi 7 Desa.

 

Terdapat 7 Desa di Purworejo dan Liberia Bersatu merupakan pusat holtikultura dan perkebunan kopi yang ada Di Sulawesi Utara.

 

Selain sebagai aset peninggalan Kolonial Belanda, Kualitas kopi yang ada di wilayah Desa Purworejo dan Liberia Bersatu juga memiliki kualitas kopi yang diburu pengusaha kedai kopi di Sulut maupun Nasional.

 

Selain itu, wilayah Purworejo dan Liberia bersatu Juga terdapat perkebunan Padi, ternak ikan air tawar, ternak ayam serta Pembudidayaan Tanama Holtikultura.

 

Tidak lupa juga sektor UMKM, Masyarakat Purworejo dan Liberia bersatu ada yang menjadi penjahit, industri khas Jawa dan penjual makanan khas Jawa.

 

Penulis: Ulfa

Editor: Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *