HALBAR, – Proyek penyediaan air bersih yang dilaksanakan Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Maluku Utara di Desa Maritango, Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat sudah berjalan. Proyek air bersih yang dikerjakan ini bersumber dari dana bantuan Bank Dunia (World Bank).
“Nilai kontrak pekerja air bersih di Kecamatan Ibu, Halbar, sebesar Rp 11,5 miliar,” kata Kepala Seksi Pelaksana BPPW Muslim Saleh, Selasa (30/5/2023).
Muslim memaparkan, anggaran sebesar Rp 11,5 miliar tersebut digunakan membangun jaringan pipa, aksesoris, jembatan pipa, dan reservoir. Selain itu, sambungan rumah (warga) sebanyak 1.000 unit terdiri dari 300 SR (sambungan rumah) dari APBN dan 700 SR dana sharing pemkab.
Sebab sambung Muslim, proyek yang dikerjakan oleh CV Dua Anugerah ini juga terdapat dana sharing dari Pemkab Halbar sebesar Rp 2 miliar.
“Saat ini, pekerjaan di lapangan sudah mencapai 45% dari target kontrak yang akan selesai pada akhir bulan September tahun 2023,” ujarnya.
Direktur PDAM Halmahera Barat Robert Faldi Humune membenarkan proyek tersebut. Robert mengatakan, proyek air bersih ini akan melayani air bersih di 10 desa di Kecamatan Ibu. 10 desa tersebut adalah Maritango, Kie Ici, Akeboso, Soanamasungi, Tongute Goin, Tongute Sungi, Gam Ici, Gamlamo, Tongute Ternate, Tongute Ternate Asal dan Akesibu.
“Dana sharing atau DDUB Pemda senilai Rp 2 miliar itu untuk pekerjaan pengadaan listrik, rehab bangunan PO sebesar Rp 350 juta, pengadaan dan pemasangan pipa Rp 280.573.679, pekerjaan pagar, pengecatan Rp 81.892.070 dan Rp 1.089.366.250 untuk pengadaan dan pemasangan sambungan rumah 700 (SR) tambah 11% sehingga dapat Rp 2 miliar,” urainya.
Secara terpisah, Kades Maritango Ayub Bio mengatakan, bak penampung air dari proyek air bersih ini diambil dari sumber air bernama Ake Boso di Desa Akeboso, desa tetangga Maritango.
Ayub menjelaskan, dari sumber air ditarik menggunakan pompa ke bak penampung yang sementara dibangun di Desa Maritango, kemudian disalurkan ke desa-desa terdekat dalam wilayah Kecamatan Ibu. Jarak dari titik sumber air ke bak penampung sejauh 1,5 km.
“Kami sangat bersyukur karena hadirnya proyek ini, sebab selama ini kami mengambil air bersih cukup jauh karena harus naik gunung. Jika tidak mampu naik gunung, warga terpaksa harus membeli air bersih dari jasa pengangkut dengan harga Rp 5 ribu per galon,” tutup Ayub.
Penulis: Habib
Editor: Rizal Kurniawan