SIKKA – Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menjelaskan, sejauh ini kehadiran Desa Wisata terbukti menjadi pelopor kebangkitan ekonomi masyarakat desa pasca pandemi Covid-19 berakhir. Karenanya, desa wisata harus dikemas dengan karya unik dan inovatif, agar dapat menyedot perhatian wisatawan. Sehingga, berpengaruh pada bertambahnya nilai ekonomi warga secara komunal.
“Produk wisata yang kita tawarkan dengan segala macam perbedaan dan keunikannya kita harapkan menjadi bagian dari ekosistem dasar desa wisata dan memberikan banyak keberdayaan, manfaat ekonomi, sosial budaya bagi masyarakat dan semua pemangku kepentingan,” kata Direktur Destinasi BPOLBF, Konstan Mardinandus saat membuka webinar Desa Wisata Floratama yang diikuti secara daring dari Maumere, Kabupaten Sikka, Senin, (27/5/2023).
Ia juga mengimbau agar desa wisata terus memperkuat produk-produk yang berasal dari desa. Cara tersebut sebagai pola pengembangan desa tematik yang ada dibeberapa daerah koordinatif seperti Flores, Alor, Lembata, dan Bima (Floratama).
Ia juga berharap proses pengenalan desa wisata massif dilakukan dengan berbagai pemangku kepentingan. Tujuannya agar dapat menjangkau pengunjung dengan seluas-luasnya.
“Secara kolaboratif kita memikirkan, coba membangkitkan, mengembangkan, dan membangun desa wisata sebagai salah satu bagian terkecil ekosistem pariwisata itu sendiri,”
Terakhir ia mengatakan, desa wisata pantas mengambil bagian dalam ekosistem pariwisata saat ini karena keterlibatan semua pemangku kepentingan dan webinar tersebut dapat menjadi masukan yang baik untuk pengembangan produk desa wisata tematik daerah.
“Mudah-mudahan apa yang disampaikan memberikan nilai tambah atau poin lebih untuk mencoba membangun desa wisata masing-masing dengan keunikan produk yang ada,” pungkasnya.
Penulis: Alfan
Editor: Danu