Optimalkan Dana Desa, Desa Wisata Way Kalam Ciptakan Ekonomi Kreatif Masyarakat

Desa Wisata Way Kalam berhasil menciptakan kegiatan ekonomi kreatif, masyarakat tak perlu keluar dari desa untuk meningkatkan pendapatan serta turut berperan menekan laju urbanisasi. Desa Wisata Way Kalam juga aktif melibatkan perempuan dan kelompok pemuda dalam upaya menjaga tradisi dan budaya masyarakat setempat tanpa sama sekali merusak lingkungan.
Tradisi Desa Wisata Way kalam. Sumber: Pokdarwis Way Kalam
Tradisi Desa Wisata Way kalam. Sumber: Pokdarwis Way Kalam

LAMPUNG SELATANDesa Wisata Way Kalam terletak di kawasan lereng gunung Rajabasa, salah satu gunung yang terkenal di Kabupaten Lampung Selatan dengan ketinggian 372 Mpl. Desa Wisata Way Kalam memiliki jarak tempuh 17 km dari pusat Kota Kalianda (Ibukota Kabupaten Lampung Selatan) dengan estimasi perjalanan 30 menit.

 

Mengangkat tema Desa Wisata Alam & Budaya, Desa Wisata Way Kalam menawarkan kegiatan wisata pengalaman berupa pembelajaran dan interaksi tentang alam, lingkungan hidup, pertanian, perkebunan, wirausaha, kehidupan sosial budaya, aneka seni tradisi dan kearifan lokal yang masih mengakar kuat di masyarakat dengan suasana khas pedesaan di lereng Gunung Rajabasa.

 

Kini Desa Wisata Way Kalam telah terklasifikasi sebagai Desa Wisata Maju menurut Jejaring Desa Wisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Pengunjung sedang melakukan tracking di Air Terjun Desa Wisata Way kalam. Sumber: Pokdarwis Way Kalam
Pengunjung sedang melakukan tracking di Air Terjun Desa Wisata Way kalam. Sumber: Pokdarwis Way Kalam

Sejarah dan Perkembangan Desa Wisata Way Kalam

 

Perjalanan Desa Wisata Way Kalam diawali pada tahun 1999 sebagai salah satu desa yang memiliki potensi banyak wisata ada di lereng gunung Rajabasa. Namun pada waktu itu, warga sekitar belum begitu memanfaatkan dengan baik.

 

Semangat gotong royong dalam merawat alam, lingkungan hidup dan kearifan lokal yang diajarkan dan dilakukan oleh tokoh masyarakat generasi sebelumnya, membuahkan hasil dengan melimpahnya kekayaan alam, vegetasi, hasil bumi dan kehidupan sosial budaya masyarakat pedesaan yang tetap terjaga dengan baik hingga saat ini.

 

Menurut Ketua Pokdarwis, Anwar Ujang pada awal tahun 2015 masyarakat Desa Way Kalam mulai bergerak  membangun mimpi dengan mulai melangkah dengan tujuan memberi nilai tambah pada kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat desa. Hal tersebut tetap dilandasi dengan itikad mempertahankan tradisi dan kearifan lokal (local wisdom), serta harus berani membuka diri dan membangun interaksi positif dengan masyarakat dari luar. 

 

“Dengan segala keterbatasan, bermodal semangat dan dukungan berbagai pihak, baik dari Pemerintah Desa, Daerah dan sebagainya, para pemuda dan pemudi Desa Way Kalam yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) memberanikan membangun Desa Wisata Way Kalam dengan harapan ingin maju sejajar dengan desa-desa lainnya yang ada di Indonesia,” jelasnya.

 

Anwar Ujang juga menjelaskan bahwa latar belakang dalam mengembangkan desa wisata adalah, bahwa pendekatan dengan melalui desa wisata akan mampu memberikan efek yang luar biasa bagi masyarakat.

 

“Desa wisata akan dapat mengakomodasi semua komponen masyarakat untuk aktif bergerak sebagai pelaku utama (subyek) dan bukan hanya sebagai konsumen (objek).  Selain itu kami juga akan dapat mengajak berbagai pihak lain, baik pemerintah, swasta maupun perguruan tinggi untuk berpartisipasi aktif dalam membangun desa wisata,” tambahnya.

 

Anwar menambahkan bahwa masyarakat Way kalam harus mulai menata diri, mengelola, melestarikan lingkungan dan mengajak masyarakat bersama-sama untuk memiliki kebanggaan terhadap desanya sendiri.

 

Ia memaparkan bahwa mengawali  bukan hal yang mudah, namun  dengan dukungan dan kepercayaan penuh dari masyarakat sekaligus pemerintah dengan berbagai programnya, membuat masyarakat mampu merencanakan, melaksanakan dan mengawasi serta menikmati semua pembangunan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat.

 

Tingkat Kunjungan Desa Wisata Way Kalam

 

Dengan jumlah penduduk 1184 jiwa (351 KK), Anwar menceritakan bahwa masyarakat pada saat awal belum mampu mengandalkan desa wisata sebagai salah satu upaya mengangkat taraf ekonomi dan pendapatan. Hal tersebut terjadi karena keterbatasan dalam kemampuan sumber daya manusia, sarana dan prasarana pendukung, keterampilan maupun pembuatan paket wisata.

 

Selain itu juga, SDM masyarakat cenderung belum mampu memasarkan dengan baik paket wisata yang dibuat.  Pada tahun 2015 belum terdapat sarana dan prasarana yang memadai sebagai salah satu pendukung pariwisata. 

 

“Saat itu hanya terdapat 5 homestay, lapangan seadanya sebagai tempat kemah dan out bond. Pemandu kegiatan dan atraksi belum percaya diri karena belum memiliki kemampuan yang mumpuni. Terlepas dari itu, tahun 2015 jumlah tamu yang berkunjung belum mencapai 1.000 orang,” tuturnya.

 

Pada tahun 2019 Desa Wisata Way Kalam mulai berbenah mendapatkan pendampingan dari berbagai pihak yang memberikan program peningkatan sarana dan prasarana perkemahan seperti perbaikan aula, kamar mandi, lapangan parkir dan peningkatan akses jalan masuk yang ada.

 

Dengan adanya program tersebut maka tamu yang berkunjung mulai meningkat signifikan dan mencapai 3.000 orang dengan pemasukan yang cukup besar.

Tahun 2020, Desa Wisata Way Kalam mendapatkan program dan bantuan yang digunakan untuk memfasilitasi pelatihan SDM, seragam pemandu, penambahan sarana kesenian, kuliner dan cinderamata.

 

“Program Dana Desa ternyata mampu mempercepat upaya peningkatan sarana dan prasarana  desa wisata, sehingga pada tahun 2020 kami telah memiliki homestay 30 rumah yang sudah bekerjasama dengan pihak OYO. Pemesanan juga sudah bisa melakukan pemesanan kamar homestay secara online. Aneka atraksi pertanian, seni budaya dan kuliner serta pelayanan juga mulai tertata baik,” jelasnya.

 

Pada tahun 2021 jumlah tamu mencapai lebih dari 3.000 orang dari target 5.000 orang. Ujang menceritakan bahwa keterlibatan masyarakat yang demikian besar dalam kegiatan Desa Wisata Way Kalam merupakan sebuah proses yang terbentuk secara alami.

 

“Keterlibatan kaum perempuan dan pemuda merupakan modal yang sangat berharga bagi keberlangsungan dan keberlanjutan Dewi Peri di masa mendatang,” tegasnya.

 

Pada tahun 2022, Desa Wisata Way Kalam telah dianggap mampu  memberdayakan sebagian besar anggota masyarakat (>70%) dengan berbagai kelompok yang terlibat. Seperti homestay (50 homestay/120 kamar), atraksi seni dan budaya (25 orang), pemandu wisata lokal/pemuda (20 orang), kuliner lokal (20 orang), home industri (5 orang), warung kelontong (6 unit) dan tenaga keamanan/pendukung  (30 orang).

 

“Kami juga mampu memanfaatkan lahan desa yang terlantar menjadi tempat untuk pembudidayaan lebah madu dan peternakan kambing seluas satu hektar. Air Terjun Way Kalam yang notabene menjadi ikon wisata yang ada di Desa Way Kalam, Daerah Aliran Sungai (DAS)-nya  menjadi area petualangan/tracking yang menarik bagi tamu,” jelas Anwar.

 

Selain itu sistem dan tata kelola Desa Wisata Way Kalam juga telah bekerjasama dengan beberapa pihak di dalam desa seperti kelompok tani pemuda, perkebunan, pertanian, wanita tani, dsb.  Kerjasama dengan pihak luar seperti Pemerintah Desa dengan tanah kas desa, kelompok kesenian,  kelompok peternak.

 

Pada saat ini (tahun 2022/2023) setelah mendapatkan pendampingan, bantuan pengembangan SDM dan fasilitas pariwisata dari berbagai pihak, tingkat kunjungan wisatawan sudah stabil pada jumlah sekitar 5.000 orang per tahun dan pendapatan rata-rata mencapai Rp. 2.000.000 – Rp. 5.000.000/bulan.

 

Olah tubuh di Air Terjun Desa Wisata Way kalam. Sumber: Pokdarwis Way Kalam
Olah tubuh di Air Terjun Desa Wisata Way kalam. Sumber: Pokdarwis Way Kalam

 

Prestasi dan Capaian Desa Wisata Way Kalam

 

Anwar mengatakan, dalam kurun waktu 8 tahun ini banyak pencapaian impian yang sudah terwujud, mampu memberikan peluang pada masyarakat untuk mendapatkan tambahan pendapatan dan peningkatan ekonomi tanpa keluar dari desa, tanpa harus merusak lingkungan, mampu mencegah arus urbanisasi bagi generasi muda, memberdayakan kelompok perempuan dan tumbuhnya berbagai kegiatan ekonomi produktif serta terpeliharanya budaya masyarakat setempat. 

 

Kami juga mendapatkan apresiasi dan pelatihan serta kunjungan tamu dari berbagai instansi/lembaga dan dari berbagai pihak, baik berupa materi maupun pengakuan administratif, di antaranya:

 

  1. 1. Meraih 300 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (Tahun 2021) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 
  2.  
  3. 2. Meraih 300 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (Tahun 2022) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 
  4.  
  5. 3. Juara 1 Wana Lestari Tingkat Nasional (Tahun 2022) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
  6.  
  7. 4. Tuan Rumah Pelatihan Pemasaran Produk Multi Usaha Kehutanan ( Tahun 2022) Pusdiklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan  BDLHK Bogor
  8.  
  9. 5. Peningkatan Kapasitas Masyarakat Destinasi Wisata ( Tahun 2022) Dinas Pariwisata Provinsi Lampung.
  10.  
  11. 6. Tuan Rumah Studi Banding Perhutanan Sosial ( Tahun 2022) BPSKL Wilayah Sumatera & BDLHK Bogor.
  12.  
  13. 7. Pelatihan Desa Wisata ( Tahun 2022) Kementerian Desa & Pembangunan Desa Tertinggal  dan Transmigrasi (PDTT).
  14.  
  15. 8. Tuan Rumah Pelatihan Fasilitator Perhutanan Sosial Proyek Penguatan Perhutanan Sosial di Indonesia (Streaming of Social Forestry) SSF, (Tahun 2022) 
  16. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
  17.  
  18. 9. Kunjungan Studi Banding Pengelolaan Hutan ( tahun 2021) KPH Batu Atau Kalimantan Utara
 
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di: