BULELENG – Sebagai Kawasan berbatasan langsung dengan Gunung Pulaki dan pantai, Desa Pemuteran memiliki keindahan bahari yang unik di Provinsi Bali. Secara geografis, Desa Pemuteran berbatasan langsung dengan Desa Sumberkima. Bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan dari dari kedua desa itu harus memutari gunung Pulaki. Maka dari itu, salah satu desanya disebut Desa Pemuteran.
Mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Profesi ini merupakan kesibukan turunan sejak dari nenek moyang. Bahkan mulanya masyarakat setempat sempat menggantungkan perekonomiannya pada terumbu karang. Mereka merusak terumbu karang di pantai, untuk selanjutnya diambil dan dijual.
Namun, perlahan masyarakat setempat mulai merubah orientasinya. Beberapa tokoh warga lokal melakukan edukasi dan sosialisasi pada masyarakat setempat untuk tidak melakukan perusakan terumbu karang. Mereka dialihkan untuk mulai bekerja pada sektor wisata yakni dengan memanfaatkan potensi pantai yang elok.
Desa Pemuteran sejak lama dikenal dan dikunjungi oleh wisatawan. Sejak pertama kali dibuka untuk Destinasi Wisata pada tahun 1990 silam. Tercatat pada tahun 2017, SK Bupati Buleleng turun sehingga Desa Pemuteran resmi menjadi Desa Wisata.
Sampai hari ini, Desa Pemuteran terus berbenah. Dari yang awalnya merupakan kawasan kumuh dan tertinggal. Saat ini, kawasan yang terkenal dengan wisata baharinya tersebut mampu menjadi daerah Pariwisata Internasional.
“Desa yang berbasis konservasi, budaya dan masyarakat akan tetap melakukan pelestarian alam habitat terumbu karang, penyu dan budaya adat yang masih terjaga hingga saat ini” Ucap Ketua Pokdarwis Segara Giri I Ketut Sutrawan Slamet, Kamis (18/05/2023).
Daya Tarik Desa Wisata Pemuteran
Adanya Gunung Pulaki yang membentang dari utara hingga selatan dapat memberi kesan asri bagi para pengunjung. Desa Pemuteran juga memiliki wisata alam berupa bukit yang tidak kalah cantik yakni Bukit Batu Kursi Pemuteran.
Bukit Batu Kursi Pemuteran merupakan kawasan suci umat Hindu. Di dalamnya terdapat Candi yang dilengkapi dengan kursi keramat. Biasanya, wisatawan yang datang di bukit ini, ingin melihat kursi yang ada di candi. Sebab, kursi- kursi itu terkenal akan kesuciannya.
Pantai Pemuteran yang berada di pesisir juga tidak kalah bagusnya. Sebagai kawasan bahari yang banyak ditumbuhi terumbu karang. Pengunjung dapat melihat keindahan alam bawah laut dengan melakukan kegiatan snorkeling. Tidak hanya itu, Perahu nelayan yang terdapat di kawasan pantai tersebut juga dapat disewa untuk menjelajahi Pantai Pemuteran.
Sebagai salah satu kawasan yang kental dengan adat Bali yang kuat. Desa Pemuteran juga memiliki event tahunan yang memperkenalkan adat Bali terkhusus Desa Pemuteran yang diadakan setiap tahunnya. Dengan adanya festival tersebut, menambah destinasi liburan bagi wisatawan yang datang agar ,mengenal lebih dekat dengan Desa Pemuteran.
Pengelolaan Desa Wisata Pemuteran
Desa Wisata Pemuteran dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa Hari Nadi Unit Pariwisata yang bekerja sama dengan Pokdarwis Segara giri dan Yayasan Karang Lestari. Ketiganya bekerja sama dengan terus memberikan suguhan Pariwisata bagi wisatawan yang datang ke Desa Pemuteran.
Adanya Wisata di Desa Pariwisata Pemuteran tentu memberikan dampak yang baik bagi perekonomian warga sekitar. Bahkan hingga saat ini, pengelolaan Desa Wisata Pemuteran sudah melibatkan 50 orang yang merupakan warga sekitar.
Pengelolaan yang melibatkan banyak pihak, Bumdes Hari Nadi selaku lembaga resmi dibawah naungan oleh pemerintah Desa bertindak sebagai administrator dalam pembagian keuntungan. Sehingga masyarakat yang terlibat dan penggunaan keuntungan guna pengembangan Pariwisata dapat terus berjalan tanpa adanya kesulitan yang berarti.
Tiket dan Jam Operasional
Desa Wisata Pemuteran buka setiap hari dari jam 08.00 WITA sampai 17.00 WITA. Wisatawan akan disuguhkan dengan keindahan sunset dikala pagi dan sunrise saat sore hari.
Terkait dengan harga tiket masuk ke Desa Pemuteran. Pengelola Wisata Pemuteran memasang harga tiket sekitar Rp 20 ribu bagi wisatawan yang sudah Dewasa. Namun, bagi anak-anak akan di gratiskan tiket masuk ke Wisata Pemuteran.
Rute Menuju Desa Pemuteran
Bagi Wisatawan yang melakukan perjalanan menggunakan Pesawat. Selepas sampai di Bandara Gusti Ngurah Rai, wisatawan dapat menggunakan Transportasi umum yang sudah tersedia mulai dari bus ataupun taksi.
Wisatawan yang tidak ingin menggunakan Transportasi umum dapat menyewa mobil. Selain dapat memuat beberapa orang, menyewa mobil jauh lebih nyaman dan santai. Biasanya perjalanan jika menggunakan mobil akan ditempuh sekitar 3,5 jam dengan jarak tempuh sekitar 137 KM.
Namun bagi pengunjung yang menggunakan Transportasi dari arah Barat Provinsi Bali. Pengunjung harus menempuh perjalanan ke Pelabuhan Gilimanuk, selanjutnya melanjutkan perjalanan menuju Desa Pemuteran selama 40 menit dengan jarak perjalanan sekitar 32 KM jika menggunakan mobil.
Sebaliknya, bagi pengunjung luar Bali yang menggunakan transportasi darat dari arah timur. Jika sudah sampai di Pelabuhan Padang Bai, pengunjung harus melanjutkan perjalanan sekitar 4 Jam dengan jarak tempuh 157 KM menggunakan mobil.
Pengunjung Desa Wisata Pemuteran
Desa Wisata Pemuteran banyak sekali dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Catatan yang dimiliki oleh pengelola Desa Wisata Pemuteran, sekitar 97 persen pengunjung merupakan orang yang berasal dari luar Bali, salah satunya turis asing yang berlibur ke Bali ditambah wisatawan dari luar Pulau Bali.
Jumlah Pengunjung yang datang ke Wisata Pemuteran setiap tahun selalu berubah. Pada tahun 2019 pengunjung Desa Wisata Pemuteran sekitar 150.000 orang. Kemudian pada tahun 2020, mengalami penurunan secara drastis pengunjung lantaran di pertengahan tahun kegiatan wisata ditutup dengan total pengunjung hanya 2000 orang.
Pada tahun 2021 kereta Bandara dan jalur transportasi menuju ke Bali ditutup. Wisatawan hanya berasal dari daerah sekitar yang jumlahnya hanya puluhan. Kemudian pada tahun 2022 saat kegiatan wisata mulai dibuka. Pengunjung Wisata Pemuteran kembali naik dengan pengelola mencatat 6000 untuk berwisata ke Desa Pemuteran.
Omset Desa Wisata Pemuteran
Omset Desa Pemuteran tidak jauh berbeda dengan jumlah wisatawan yang datang. Hal ini berkaitan dengan penjualan Tiket yang dibebankan ke setiap orang yang datang.
Pada tahun 2019, Omset yang bersumber dari wisatawan sekitar Rp 3 Miliar rupiah. Namun pada tahun 2020 pembukaan wisata yang tidak penuh satu tahun lantaran adanya wabah korona, omset Desa Wisata Pemuteran menurun menjadi Rp 40 juta.
Penurunan Omset di Desa Pemuteran terus terjadi. Puncaknya pada tahun 2021, kegiatan Pariwisata ditutup secara total, wisatawan yang datang merupakan warga sekitar yang mayoritas biaya masuk digratiskan, sehingga pemasukan di sektor pariwisata tidak ada sama sekali.
Namun situasi membaik pada tahun 2022 dengan dibukanya sektor pariwisata dan pembukaan akses transportasi menuju Bali, baik darat, laut maupun udara. Kendati omset tidak sebanyak tahun sebelum wabah corona, namun Pengelola Desa Wisata Pemuteran mencatat omset sekitar Rp 120 Juta yang masuk dari hasil penjualan tiket.