Wujudkan Ketahanan Pangan Desa, Gubernur Maluku Tebar Benih 1.500 Ikan

Gubernur Maluku Murad Ismail bersama Ketua TP-PKK Provinsi Maluku Widya Pratiwi Murad menebar 1.500 benih ikan nila di Desa Wailete, Sabtu (6/5/2023). Sumber Foto: Istimewa
Gubernur Maluku Murad Ismail bersama Ketua TP-PKK Provinsi Maluku Widya Pratiwi Murad menebar 1.500 benih ikan nila di Desa Wailete, Sabtu (6/5/2023). Sumber Foto: Istimewa

BURU – Gubernur Maluku Murad Ismail bersama Ketua TP-PKK Provinsi Maluku Widya Pratiwi Murad mengadakan agenda tebar benih ikan Nila di kawasan ekowisata Desa Wailete, Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru, Sabtu (6/5/2023). Harapannya benih ikan tersebut dapat menjadi solusi bagi pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan serta memanfaatkan kawasan ekowisata air Desa Wailete.

 

“Pada hari ini akan menebarkan 1500 benih ikan dari 8000 benih ikan yang telah disiapkan” terang Murad.

 

Kepala Desa Wailete Aam Purnama mengungkapkan bahwa sumber air dari bendungan Wailete mengaliri 1.000 hektar lahan sawah di Desa Wailete dan Waekasar. Dengan besarnya cakupan desa yang dialiri oleh bendungan Wailete, Purnama ingin warganya merasakan manfaat dari kegiatan ini mengingat harga ikan di Desa Wailete masih cukup mahal.

 

Purnama ingin dengan penebaran benih ikan nila tersebut dapat membantu masyarakat dalam budidaya hasil perikanan air tawar. Selain itu, ikan nila ini merupakan salah satu protein hewani sebagai pencegahan stunting.  Purnama menambahkan bahwa di desanya kini tidak ada laporan mengenai kasus stunting.

 

 

“Benih ikan nila yang ditebar ini tujuannya adalah untuk menjaga ketahanan pangan, sebagai tempat ekowisata pemulihan ekonomi dikarenakan harga ikan di kecamatan Waeapo mahal, dan ikan nila ini merupakan salah satu sumber protein hewani sebagai pencegahan stunting,” ucap Purnama.

 

Widya Pratiwi Murad selaku Ketua TP-PKK Provinsi Maluku sekaligus Duta Parenting Provinsi Maluku, mengapresiasi inisiasi kepala desa beserta jajaran yang telah berhasil menerapkan contoh pencegahan stunting. Menurutnya, pencegahan stunting perlu dilakukan sosialisasi agar masyarakat terutama anak remaja dapat teredukasi dengan baik.

“Pencegahan stunting tidak hanya melalui konsumsi makanan yang bergizi saja, tetapi juga perlu diingat bahwa lingkungan yang sehat harus dijaga. Dengan kondisi alam, tanah yang subur, dan budidaya ikan disini sangat luar biasa, itu juga salah satu upaya pencegahan stunting yang telah dilakukan, tetapi kepada kader posyandu dan PKK harus rutin juga untuk pelayanan posyandunya,” ujar Widya.

 

Selain itu ibu-ibu hamil juga perlu untuk mengonsumsi makanan bergizi dan saat melahirkan minimal 6 bulan pemberian asi eksklusif agar daya tahan tubuh anak data terjaga. Widya memberikan semangat agar tidak lalai dalam penanganan stunting supaya kualitas anak dapat dijaga dengan maksimal untuk mempersiapkan generasi emas dari Desa Waetele menjadi anak-anak yang sejajar dengan anak-anak yang berada di luar Maluku.

 

“Harus rajin datang ke posyandu untuk melihat tumbuh kembang anak kita sampai 2 tahun, dan ini harus dijaga imunisasi, konsumsi makanannya, dan perlu adanya upaya pencegahan, sehingga tidak ada nada lahir anak stunting. Dan saya mengapresiasi jika di desa ini tidak ada stunting,” jelas Widya.

 

“Saya mohon kader PKK dan posyandu bisa aktif, serta rajin membaca dan mengupdate berita tentang perkembangan stunting. Mudah-mudahan desa ini menjadi contoh bagi desa-desa lain yang masih ada stuntingnya, karena stunting ini adalah tugas bersama,” tutup Widya.

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *