SRAGEN – Warga Desa Toyogo Protes atas pembangunan jalan yang akan dimanfaatkan sebagai jalan akses pabrik. Selain itu, petani mengeluhkan dapak yang terjadi, yakni berupa tidak berfungsinya saluran irigasi dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).
”Sudah ada sekitar seminggu dikerjakan. Bangunan warung juga tidak ada ganti rugi,” ujar salah satu warga Desa Toyogo, Kamidi, Selasa (2/5/2023).
Ia juga menuturkan, warga yang melintas di area persawahan belum sepakat atas pembangunan jalan dan irigasi yang dilakukan. Protes dan keluhan itu pub telah disampaikan. Namun masyarakat tak kunjung mendapatkan respon.
”Kami tidak tahu sama sekali, diajak ngobrol sama kades juga nggak, sama pabrik juga nggak,” keluhnya.
Salah satu warga setempat, Dwi Ariyanto mengatakan, ia bersama masyaraat yang lainnya hanya bisa pasrah saat alat berat beroprasi untuk meratakan kawasan. Begitupun saat saluran irigasi masyarakat ditutup.
”Saat ini irigasi saluran sawah ditutup,” jelasnya.
Terpisah, Kades Toyogo, Suwarno menjelaskan, pihak pabrik menyanggupi untuk memperbaiki jalan yang rusak bila nanti dilewati truk. Namun pabrik juga menyanggupi untuk memberikan CSR setiap tahunnya Rp 25 juta.
”Keputusan hasil rapat memang pabrik memberikan CSR setiap tahun dan memperbaiki jalan yang dilewati truk,” pungkas Suwarno terkait jalan tersebut.
Penulis: Alfan
Editor: Ani