BALANGAN – Di bawah binaan Balai Penyuluh Pertanian (BPP), petani daerah rawa Desa Pimping Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan diajari menanam padi menggunakan media tanah dalam pot yang diletakkan di sterofoam dan diapungkan.
Sistem tanam ini juga dapat mengatasi lahan yang kondisi airnya sering naik atau tergenang lama, agar tetap produktif dalam menghasilkan gabah.
“Di sekitar kantor sudah panen. Satu petak sterofoam yang memiliki 21 lubang tanam bisa menghasilkan dua kilogram gabah,” kata Azizul Hakim, Mantri Tani BPP Lampihong, pada Senin (1/5/2023).
Seperti diketahui, demografi di Kalimantan Selatan, yang sebagiannya berupa rawa dan lebak, rawan banjir.
Di kawasan ini, pertanian sangat sulit dipertahankan pada musim hujan.
Untuk menjaga kontinuitas produksi pertanian, khususnya padi, sebuah inovasi baru dilakukan petani di Desa Pimping, Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan. Menurut Azizul, dalam waktu dekat inovasi petani tersebut bakal panen.
“Dua minggu lagi diperkirakan mulai panen,” kata Azizul.
Dia menerangkan untuk perawatan tidak terlalu banyak memerlukan pupuk dan membersihkan pot.
Azizul yakin program ini bisa terus dikembangkan sehingga petani bisa memanfaatkan rawa yang selama ini tidak produktif. Dia mengaku sistem tanam ini memerlukan dana untuk pengadaan media apung sterofoam.
Namun warga bisa menggunakan media yang ada di sekitar seperti bambu atau tanaman liar benalu untuk mengapungannya.
Sementara itu Hasnah, petani yang mendapat program penanaman padi apung, mengatakan meski tidak terlalu banyak hama, serangan burung pipit cukup banyak di lahannya.
“Karena hanya di satu area ini yang ada padinya sehingga pipit ke sini semua,” ujarnya.
Oleh karena itu Hasnah masih akan melihat hasilnya saat panen.
“Kalau sudah melihat hasilnya baru menentukan menanam lagi atau tidak,” ujarnya.
Jika seluruh lahan rawa yang ada diisi oleh padi apung, Hasnah berharap bisa lebih kecil potensi untuk dimakan burung.
Penulis: Danu
Editor: Rizal