JEMBRANA – Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana melakukan survei lokasi rencana pembangunan tempat evakuasi sementara untuk penanganan awal ketika bencana tsunami. Tempat tersebut dibangun dengan tinggi mencapai 30 meter dan daya tampung 6.000 orang lebih.
Dari hasil survei tersebut, lokasi yang cocok dan memungkinkan untuk dibangun tempat evakuasi adalah lahan di Desa Perancak, Kecamatan Jembrana. Lahan tersebut dipilih sebagai tempat evakuasi karena lokasinya yang strategis dan mudah untuk dijangkau.
“Lokasinya strategis artinya bisa dijangkau dengan cepat oleh masyarakat. Ketika sampai di sana sudah aman karena bangunan tingginya 30 meter dan menampung 6.000 orang. Di sana (Perancak) lokasinya cocok dan memadai. Selama ini kami kesulitan mencari lahan,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, Senin (1/5/2023).
Putu Agus Artana menambahkan, lahan evakuasi berada tak jauh di sebelah barat Pura Dalem Desa Adat Perancak. Sehingga terkait kandidat lahan masih perlu dikomunikasikan lagi dengan pihak Desa Adat Perancak.
“Kami (pemerintah dan desa) sempat komunikasi ternyata lahan tersebut milik desa adat. Nanti kami laporkan ke pimpinan untuk tindak lanjutnya,” kata Agus Artana Putra.
Agus menuturkan, pembangunan gedung TES akan bermanfaat untuk masyarakat, desa, maupun dinas. Menurutnya, selain dimanfaatkan ketika terjadi bencana gedung dua tingkat ini bisa dimanfaatkan untuk pasar, Bumdes dan sebagainya.
“Jadi nanti bisa dimanfaatkan. Bangunan itu digunakan saat ada bencana saja dan semoga bencana itu tidak terjadi di kemudian hari. Di bawahnya bisa dimanfaatkan desa maupun masyarakat seperti untuk pasar ikan hingga Bumdes,” ungkap Agus.
BPBD Jembrana juga telah melakukan pemetaan jalur evakuasi dan titik kumpul meski hasilnya masih belum final. Ada beberapa lokasi yang digeser karena tidak memungkinkan sebagai jalur dan titik kumpul.
“Survei sudah lama dilakukan termasuk sudah menghitung jumlah orang yang terdampak. Berapa KK dan berapa jiwa. Sesuai survei itu kita lakukan pemetaan titik jalur evakuasi dan kumpulnya,” terang Agus.
Selain itu, 160 papan jalur evakuasi telah diberikan oleh BNPB untuk enam desa yang sudah punya jalur evakuasi tetap. Harapannya dengan pemetaan ini masyarakat yang masuk wilayah potensi tsunami bisa lebih sigap dan waspada terhadap bencana tsunami.
BPBD Jembrana juga memberikan pelatihan atau simulasi sebagai langkah mitigasi bencana tsunami kepada delapan desa zona rawan terdampak tsunami. Tujuannya agar masyarakat paham bagaimana cara menyelamatkan diri serta penanganan korban.
Penulis: Erdhi
Editor: Soleha.tn