PEMALANG – Sebuah nama kadang mengisahkan sebuah arti makna yang dalam, entah karena cita-cita yang diinginkan atau ada sejarahnya. Salah Satunya adalah Desa Cawet, bagi sebagian orang nama tersebut akan terlihat aneh dan asing namun hal tersebut benar keberadaannya.
Kisah berdirinya Desa Cawet bermula pada tahun 1825 ketika Adipati Pemalang berkeliling di wilayahnya dan menjumpai sekelompok orang yang tengah bekerja di sawah. Saat itu, sang adipati bertanya kepada mereka siapa di antara mereka yang menjadi pemimpin.
Salah satu dari mereka kemudian menjawab sambil menunjuk kepada seseorang yang hanya memakai kain sebagai penutup tubuh dengan ikat pinggang dari seutas tali. Sejak saat itu sang adipati menunjuk orang itu menjadi lurah dengan nama “Cawing Tali”, sementara desanya diberi nama “Desa Cawet” yang diambil dari kata Cawing dan Tali.
Namun kini desa tersebut telah mampu bertransformasi dengan berkembang mengikuti era teknologi dengan memiliki aplikasi pelayanan masyarakat desa cawet. Aplikasi tersebut diberi nama “Buka Cawet” yang memberikan arti bahwa keterbukaan informasi di mana semua orang bisa mengetahui informasi terbaru tentang Desa Cawet.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berkesempatan mengunjungi Desa Cawet dalam rangka penanaman pohon. Saat itu, Taufik Saleh berkesempatan untuk memberikan kenang-kenangan berupa kaos pada Ganjar Pranowo. Di bagian depan kaos itu terpampang tulisan,”cawetku, cawetmu, cawet kita semua”.
Ganjar kemudian mengenakan kaos itu saat berselfie ria dengan para pengunjung Car Free Day (CFD) di Jalan Dago Bandung. Banyak pengunjung bertanya-tanya apa makna di balik tulisan yang terpampang di kaos Ganjar.
Penulis: Alfan
Editor: Soleha.tn