Mengenal Tradisi Tumpeng sewu Khas Desa Kemiren Banyuwangi

Warga Desa kemiren saat menggelat tradisi Tumpeng Sewu Sumber Foto: banyuwangikab.go.id
Warga Desa kemiren saat menggelat tradisi Tumpeng Sewu Sumber Foto: banyuwangikab.go.id

BANYUWANGI – Tradisi Tumpeng Sewu di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah Banyuwangi selalui mengundang banyak wisatawan untuk datang. Dalam praktiknya, warga Kemiren keluar rumah dan membawa tumpeng untuk disantap di sepanjang jalan Desa. Acara ini merupakan rangkaian ritual bersih desa, agar masyarakat terhindar dari mara bahaya.

 

Festival Tumpeng Sewu digelar masyarakat Desa Kemiren setiap tahunya. Pada tradisi ini ribuan masyarakat dari berbagai penjuru desa maupun wisawatan mengikuti rangkaiaan acara.

 

 

Menariknya, pecel pitik menjadi menu wajib yang tersedia di setiap tumpeng. Pecel pitik adalah makanan khas suku Osing, ayam kampung yang dibakar lalu dicampur dengan parutan kelapa dengan racikan bumbu tertentu.

Iring-iringan barong pun melintas dan melakukan Ider Bumi. Beberapa warga desa kemudian menyalakan beberapa obor yang ada di sepanjang jalan.

 

Usai dibacakan doa, ritual pun dimulai. Di bawah temaram api obor, semua orang duduk dengan tertib bersila di atas tikar maupun karpet yang tergelar di depan rumah. Serta di hadapannya tersedia tumpeng yang ditutup daun pisang. Dilengkapi lauk khas warga Kemiren, pecel pithik dan sayur lalapan sebagai pelengkapnya.

 

Menurut Suhaimi, sesepuh Desa Kemiren, Tumpeng Sewu merupakan tradisi adat warga Using, suku asli masyarakat Banyuwangi, yang digelar awal Idul Adha. Sebelum makan Tumpeng Sewu warga diajak berdoa agar desanya dijauhkan dari segala bencana dan sumber penyakit. Sebab, ritual Tumpeng Sewu diyakini merupakan selamatan tolak bala.

 

“Kita terus lestarikan adat dan tradisi budaya ratusan tahun lalu. Semoga dengan kegiatan ini warga Kemiren dijauhkan mara bahaya. Setiap rumah warga Using di Kemiren mengeluarkan minimal satu tumpeng yang diletakkan di depan rumahnya. Siapapun bisa makan dan tentunya gratis,” terang Suhaimi, sesepuh Desa Kemiren.

 

 

Penulis: Mukhlis

Editor: Ani

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *