Lewat BUMDes, Pendapatan Asli Desa Cemani Meningkat Drastis

BUMDesa Cemani, Kecamatan Grogol, Sukoharjo. Sumber foto: Website resmi Pemkab Sukoharjo

SUKOHARJO – Melalui BUMDes, Pemerintah Desa (Pemdes) Cemani, Kecamatan Grogol, Sukoharjo mulai berinovasi agar pendapatan asli desa (PADes) meningkat. Pengelolaan BUMDes yang profesional itu mampu menyedot PADes ratusan juta rupiah per tahun.

 

“Kami mendirikan BUMDes sejak 2021. Harapannya akan memberikan manfaat ekonomi secara luas. Seperti membuka lapangan pekerjaan,” kata Kepala Desa (Kades) Cemani Hadi Indrianto, Jumat (7/4/2023).

 

Menurut Hadi, pihaknya menargetkan pengembangan rencana kerja sama usaha antar desa, termasuk dengan pihak ketiga atau investor. Termasuk membuka lapangan kerja, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa, serta meningkatkan PADes.

 

Awal pendirian BUMDes itu, kata Hadi, tak semulus dibayangkan banyak orang. Di desa dengan SDM seadanya membuat mereka berpikir berkali-kali untuk mengatur manajemen BUMDes.

 

“Kalau kira-kira akan ada penyimpangan keuangan, (SDM) saya ganti. Tidak mudah mencari orang yang mau mengelola, mau saya awasi, dan mau kerja sama. Bukan terus kerja semaunya sendiri. Karena ini kan milik desa, bukan pribadi,” imbuh Hadi.

 

Saat ini BUMDes sudah dikelola tim yang solid. Unit-unit usaha yang sudah disiapkan, bisa dikelola dengan baik, salah satunya Pasar Desa Cemani.

 

Sebelum Hadi menjabat pada 2019, pasar tersebut belum dikelola dengan baik. Kini setelah bernaung di bawah BUMDes, pasar itu bisa menambah PADes.

 

Unit usaha lainnya adalah gedung pertemuan yang dibangun 2021. Termasuk juga unit usaha pemancingan, gantangan burung, dan angkringan. Dibangun di atas tanah kas desa seluas 10.000 meter persegi.

 

“Lokasinya dekat balai desa. Pemancingan, gantangan burung, dan angkringan menggunakan lahan 4.000 meter persegi. Lahan sisanya akan kami bangun Cemani Park tahun ini. Sekarang baru masuk proses lelang,” beber Hadi.

 

Menurut Hadi, pengembangan berbagai usaha ini menggunakan anggaran DD. Dianggarkan secara bertahap, senilai Rp 800 juta.

 

“Prinsipnya unit usaha yang kami kembangkan murah, mudah, dan PADes berlimpah. Usaha pemancingan, angkringan, dan pasar kan mudah pengelolaanya. Hasilnya juga lumayan,” paparnya.

 

Jika seluruh unit usaha di atas rampung dikerjakan, Hadi optimistis mampu meraup PADes Rp 500 juta per tahun. Mengingat unit usaha pasar, gedung pertemuan, gantangan burung, pemancingan, dan angkringan sudah menyetor PADes Rp 300 juta per tahun.

 

“Setidaknya 100 lebih kepala keluarga (KK) terserap dalam lingkaran usaha BUMDes. Mulai dari berjualan makanan, UMKM (usaha mikro kecil dan menengah), sampai juru parkir,” pungkasnya.

 

Penulis; Danu

Editor: Rizal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *