Pemkab Mubar Bentuk Tim Pendataan Kemiskinan Ekstrem Desa

Pj Bupati Muna Barat Bahri Sumber: Istimewa
Pj Bupati Muna Barat Bahri Sumber: Istimewa

MUNA BARAT – Pemerintah Kabupaten Muna Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara Bahri akan membentuk tim pemetaan data kemiskinan ekstrem setiap desa di daerahnya. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui wilayah setempat yang menjadi penyumbang kemiskinan.

 

“Rencana itu untuk mengetahui wilayah mana saja yang menyumbang kemiskinan di Mubar (Muna Barat),” kata Pj. Bupati Mubar, Bahri pada Rabu (5/3/2023).

 

Ia juga mengatakan bahwa upaya yang dilakukan merupakan perintah lanjutan dari Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait prioritas kinerja pemerintah daerah.

 

“Dari enam langkah tersebut, yang menjadi catatan pemda adalah kemiskinan ekstrim dan angka pengangguran terbuka. Makanya kita diminta untuk membuat pemetaan data potensi miskin per desa dan kecamatan,” ungkapnya.

 

Dari hasil data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diperoleh, angka kemiskinan di Muna Barat mencapai 13,86 persen atau kurang lebih 11.560 jiwa. Namun ia belum mengetahui pasti tentang alamat dan lokasi warga yang mengalami kemiskinan sehingga pemkab mengalami kesulitan untuk menindaklanjuti.

 

“Saya ingin mengetahui data 11.560 jiwa itu tersebar di mana saja. Kecamatan apa yang menyumbang kemiskinan kita di Mubar,” katanya.

 

Ia mengatakan tim juga bertugas mengetahui indikator miskin.

 

“Misalnya di Kecamatan Barangka indikatornya apa, mungkin keadaan rumah, pendapatan atau sebagainya. Sehingga kita bisa intervensi, kita kan bingung sendiri ini, karena data 13.86 persen itu tidak tahu di mana saja orangnya, kemudian di kecamatan mana yang banyak menyumbang, lalu desa mana, kalau jelas maka kita bisa memulai kerja,” katanya.

 

Guna menindaklanjuti hal tersebut Bahri juga telah meminta data kepada BPS terkait dengan lokasi sebaran kemiskinan ekstrem di Muna Barat. Namun, sampai saat ini BPS ternyata tidak memiliki data tersebut karena Pemkab Muna Barat belum memiliki peta tingkat kemiskinan per kecamatan dan desa.

 

“Akhirnya yang terjadi selama ini kalau kita bicara kemiskinan hanya bicara tiga strategi saja. Strategi mengurangi beban pengeluaran, menaikkan pendapatan, dan mengurangi kantong-kantong kemiskinan, tiga itu teorinya,” pungkasnya.

 

Penulis: Alfan

Editor: Soleha.tn

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *