SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya sangat serius dalam proses penanganan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah. Hal itu lantaran sebanyak 689.710 warga Jateng yang tergolong dalam kemiskinan ekstrem bertahan dengan maksimal Rp 10.793 setiap harinya.
“Setiap minggu kami evaluasi. Beberapa daerah yang masuk kategori miskin ekstrem, kami dorong agar melakukan percepatan. Mereka kan dorong melakukan pendataan, berapa RTLH, jamban, air, listrik, akses pekerjaan atau difabilitas yang ada. Siapa yang sudah dapat bantuan, siapa yang belum, dan siapa yang harus dijamin negara tiap bulannya,” kata Ganjar saat mendampingi Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin pada kunjungan kerjanya di Desa Kangkung, Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2023).
Menurut Ganjar, pendataan itu sudah berjalan 100 persen. Saat ini, intervensi juga sudah dilakukan, hanya tinggal percepatan, ia berharap penurunan angka kemiskinan ekstrem dapat terwujud tiga bulan ke depan.
“Memang kendalanya ya sumber anggaran yang terbatas. Tapi kita tidak boleh putus asa, masih ada Baznas, CSR dan filantropfi yang bisa kami optimalkan untuk melakukan percepatan. Kami genjot agar program ini selesai sesuai target yang ditetapkan Pak Wapres, yakni 2024,” urainya.
Camat Mranggen, Wiwin Edi Widodo dalam kesempatan itu menerangkan kondisi kemiskinan ekstrem di kecamatan tersebut, serta metode intervensinya dan juga hasilnya seperti apa.
“Kami ini masuk sebagai salah satu daerah dengan kemiskinan ekstrem. Di wilayah kami, ada 1.698 kepala keluarga yang masuk kategori miskin ekstrem, termasuk di Desa Kangkung ini,” terang Wiwin.
Wiwin menambahkan, awalnya kecamatan melakukan pendataan siapa saja warganya yang masuk kategori miskin ekstrem. Setelah itu, intervensi dilakukan dengan bekerja sama antara pemerintah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan nasional.
“Karena seperti pesan Pak Ganjar Pranowo, mengatasi kemiskinan itu harus dikeroyok bersama-sama. Dan Alhamdulillah, dengan semangat itu, kemiskinan ekstrem turun drastis. Di Desa Kangkung ini saja, hanya tinggal 30 persen,” terangnya.
Hal itu memicu Ma’ruf Amin penasaran intervensi apa yang dilakukan sehingga kemiskinan bisa turun 70 persen.
Wiwin pun menerangkan, pihaknya melakukan pemberdayaan UMKM, keterampilan, dan lainnnya yang dapat menghasilkan nilai tambah bagi ekonomi masyarakat.
“Selain itu, kami juga berikan akses permodalan dan bantuan pemasaran bagi warga agar mereka bisa mandiri. Dan hasilnya luar biasa memberikan perubahan bagi ekonomi masyarkat,” pungkasnya.
Penulis : Danu
Editor: Rizal