Kerajinan Bambu Desa Mujur Tembus Pasar Eropa

Melimpahnya tanaman bambu di Desa Mujur menjadi salah satu pilar ekonomi masyarakat. Sejumlah Kerajinan yang terbuat dari bambu mampu mendongkrak pendapatan masyarakat. Didukung adanya home industry wijaya craft penjualan produk kerajinan bambu di Desa Mujur meningkat sampai menembus pasar mancanegara hingga meraup omset mencapai Rp 15 juta setiap bulannya.
Proses pembuatan kerajinan bambu di Desa Mujur. Sumber foto: Istimewa
Proses pembuatan kerajinan bambu di Desa Mujur. Sumber foto: Istimewa

CILACAP – Desa Mujur dikenal dengan sebutan kampung bambu. Hampir sebagian besar warga di Desa Mujur ini menjadi pengrajin bambu, profesi tersebut sudah turun temurun dari nenek moyang terdahulu. Desa yang terletak di Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap ini memiliki potensi pekarangan bambu yang cukup besar, sehingga potensi ini dimanfaatkan masyarakat untuk membuat kerajinan dari bambu sesuai keterampilan yang dimiliki.

 

Masyarakat Desa Mujur menjadikan keterampilan tersebut sebagai pendapatan utama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Para pengrajin di Desa Mujur mampu menghasilkan beberapa produk dan peralatan rumah-tangga seperti tampah, tempat lampu, tempat tisu, dan lainnya. Dalam seminggu, biasanya para perajin bambu mampu membuat 10 sampai 20 buah kerajinan dengan harga yang bervariasi.

Kerajinan Bambu Desa Mujur Tembus Pasar Eropa
Bupati Cilacap kunjungi Kampung bambu Desa Mujur. Sumber foto: Istimewa

Salah satu pengrajin Bambu Desa Mujur, Surat mengatakan, saat ini produk kerajinan bambu Desa Mujur telah di menembus pasar nasional hingga pasar ekspor. Mereka mampu memasarkan produk di sejumlah provinsi seperti Kalimantan, Jawa, Sumatera bahkan sampai di Eropa dan Belanda.

 

“Sudah dipasarkan ke Luar Jawa, hingga Belanda dan Eropa. Bahkan beberapa kali sudah ada turis yang khusus datang kesini untuk belajar membuat kerajinan ini,” kata dia.

 

Home Industry Bambu Wijaya Craft

 

Melihat potensi bambu yang cukup besar dan permintaan pasar yang meningkat salah satu pengrajin bambu, Hadi Suwito mendirikan sebuah Home industry bambu wijaya craft. Home industry ini didirikan pada tahun 2018. sebagian besar home industry ini membuat kerajinan bambu dari jenis bambu tali.

 

Alasan Suwitno membuka usaha tersebut adalah untuk memperluas lapangan pekerjaan dan membantu meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Mujur. Suwitno belajar secara otodidak untuk mengembangkan produk-produknya.

 

“Awalnya saya belajar dari gambar yang ada di google. Tanpa mengikuti pelatihan atau seminar, jadi belajar secara otodidak untuk membuat produk-produk ini,” ujar Suwitno.

Pengrajin Bambu di Desa Mujur, Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Sumber foto: Istimewa
Pengrajin Bambu di Desa Mujur, Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Sumber foto: Istimewa

Beberapa produk unggulan hasil home industry wijaya craft ini yaitu lampion dan tempat tisu. Dimana untuk produk lampion sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis yaitu lampion jenis bola, jambu, gepeng, dan panjang. Sedangkan untuk tempat tisu memiliki dua ukuran yaitu kecil dan besar. Masing-masing produk tersebut dibandrol dengan variasi harga berkisar antara Rp 40 ribu sampai Rp 90 ribu. dengan rincian sebagai berikut:

 

  1. Lampion bola : Rp. 80.000
  2. Lampion jambu : Rp. 90.000
  3. Lampion gepeng : Rp. 85.000
  4. Lampion panjang : Rp. 65.000
  5. Tempat tisu (kecil) : Rp. 25.000
  6. Tempat tisu (besar) : Rp. 40.000.

 

Peningkatan Pendapatan Masyarakat

 

Adanya home industry wijaya craft mampu meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Rata-rata pekerja di home industry ini yaitu ibu rumah tangga dan pengrajin rumahan. Selain itu, masyarakat yang merantau di kota-kota besar sudah mulai berkurang karena menggeluti usaha ini. Besaran pendapatan yang dihasilkan tiap warga berkisar antara Rp 300 – Rp 450 per minggu.

 

Jika sebelum menggeluti usaha ini warga hanya menggantungkan penghasilannya dari Bertani atau kuli bangunan. Setelah adanya home industry Wijaya craft masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan.

 

Contohnya Darmo sebelumnya ia berprofesi sebagai kuli bangunan yang penghasilannya tidak menentu. Namun setelah bergabung di industry rumahan ini ia mampu menghasilkan Rp 400 ribu per minggu. Berikut dipaparkan data pendapatan masyarakat di Kampung bambu Desa Mujur.



Editor: Dian

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Inovasi Lainnya