SUMENEP – Kantor Bea Cukai Madura berupaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat lokal dan mengembangkan komoditas unggulan desa. Hal ini diwujudkan dengan melakukan pembinaan desa devisa di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Kepala Kantor Bea Cukai Madura Muhammad Syahirul Alim mengatakan pembinaan desa devisa itu terselenggara berkat kerja sama antara Bea Cukai Madura dengan Kementerian Keuangan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Pemkab Sumenep, dan Pemprov Jatim.
“Desa yang menjadi sasaran program ini adalah Desa Batang Batang Daya, Kecamatan Batang Batang, Sumenep,” katanya.
Desa Batang Batang Daya memiliki produk unggulan yang berkualitas ekspor seperti daun kelor, sargassum atau rumput laut, dan batik tulis Madura sehingga desa ini dipilih sebagai sasaran program desa devisa. Daun kelor memiliki banyak manfaat, yakni sebagai sayuran dan untuk pengobatan herbal, termasuk rumput laut.
“Kalau rumput laut bisa dimanfaatkan sebagai olahan makanan di samping memang sangat dibutuhkan oleh pasar di luar negeri,” tambah Alim.
Sebagai produk unggulan milik Indonesia, Batik Madura dan batik daerah lain memiliki corak maupun desain yang khas sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Desain batik tulis Sumenep berbeda dengan batik tulis di tiga kabupaten lain di Madura, seperti Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan.
Sebagai langkah awal, pihaknya telah menyampaikan langsung kepada masyarakat desa tersebut terkait program desa devisa yang merupakan kerja sama antara Kemenkeu, Bea Cukai Madura, dan Pemkab Sumenep. Pada kegiatan perdana tersebut dilakukan sosialisasi tentang teknik dan tata laksana ekspor serta persyaratan administratif bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di desa.
“Beberapa waktu lalu kami telah menggelar pertemuan menyampaikan sosialisasi dan masyarakat sangat antusias menyambut program baik ini, selain itu warga juga diperkenalkan tentang materi terkait perpajakan yang disampaikan langsung oleh Pemkab Sumenep,” tutupnya.
Penulis: Erdhi
Editor: Soleha.tn