Pemkab Banyuwangi Gelar Ramadhan Street Food Festival

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat membuka Ramadhan Street Food Festival, Kamis (23/3/2023). Sumber: banyuwangitourism.com
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat membuka Ramadhan Street Food Festival, Kamis (23/3/2023). Sumber: banyuwangitourism.com

BANYUWANGI – Dalam rangka menyambut bulan suci ramadhan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi akan memfasilitasi pasar takjil yang digelar di berbagai tempat di seluruh wilayah Banyuwangi. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani ingin pasar takjil yang dikemas dalam ‘Ramadhan Street Food Festival’ dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat di desa.

 

 

“Ini momentum untuk menumbuhkan ekonomi kerakyatan, khususnya di sektor kuliner. Mudah-mudahan pasar takjil Ramadhan ini bisa mendukung pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi,” kata Ipuk, Kamis (23/3/2023).

 

 

Ia menjelaskan, dalam Ramadhan Street Food Festival menawarkan aneka sajian kuliner khas Banyuwangi seperti kopyor roti dan pisang precet. Ipuk berharap melalui festival ini, selain untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat desa juga bisa melestarikan produk kuliner lokal.

 

 

“Ini juga upaya melestarikan produk kuliner lokal. Selain menumbuhkan ekonomi, kita juga kembangkan kuliner khas Banyuwangi agar tidak punah. Makanya, yang dijajakan di sini kita utamakan kue dan masakan khas Banyuwangi,” ungkap Ipuk.

 

 

Adapun beberapa tempat yang dijadikan lokasi Ramadhan Street Food yaitu, Jalan Letjen Sutoyo, Kecamatan Banyuwangi, Terminal Pariwisata Terpadu, Kelurahan Karangrejo. Selanjutnya, untuk menarik minat pengunjung, setiap desa memiliki caranya masing-masing, seperti di Desa Sobo yang juga menggelar pertunjukan kesenian budaya.

 

 

“Kami juga menggelar berbagai lomba untuk menarik minat masyarakat,” kata Lurah Sobo, Yudi.

 

 

Ipuk juga menambahkan, kegiatan ini diharapkan bisa menjadi media dalam menciptakan kerukunan di masyarakat. Selain itu adanya pasar takjil ini merupakan salah satu bentuk kontrol pemerintah dalam upaya mengendalikan inflasi di daerah.

 

 

“Di pasar takjil masyarakat yang membutuhkan makanan dapat bertemu dengan para pedagang. Sehingga antara supply dan demand bisa terjaga. Harapannya lewat kegiatan ini inflasi selama Ramadhan bisa terus terjaga,” harap Ipuk.

 

 

Selain itu, Ipuk ingin festival ini dimanfaatkan oleh dinas terkait untuk jemput bola pelayanan publik. Sehingga festival tersebut tidak hanya sekedar menyajikan kuliner tapi bisa juga menjadi pusat layanan warga.

 

 

“Dispendukcapil bisa berkoordinasi dengan para koordinator wilayah, untuk keliling melayani adminduk ke titik-titik pasar takjil. Jadi tidak hanya menyajikan kuliner, pasar takjil juga menjadi pusat layanan warga,” tutup Ipuk.

 

 

Penulis: Erdhi

Editor: Soleha.tn

Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *