BULELENG – Masyarakat di Desa Adat Buleleng gelar upacara Mapepada di Pura Desa Adat Buleleng, pada Senin (20/03/2023). Upacara tersebut adalah serangkaian peringatan hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945.
Kelian Desa Adat Buleleng, Nyoman Sutrisna mengatakan, upacara Mapepada merupakan tradisi yang digelar Desa Adat Buleleng sejak 1835 silam. Upacara ini dipuput oleh Ida Pandita Mpu Dharma Jaya Nada Kusuma dari Griya Stiti Santi Mutiara.
“Hewan yang disucikan dalam upacara Mapepada ini berupa kerbau, anak sapi, ayam, angsa, anjing hingga kambing,” jelasnya.
Nyoman menambahkan, setelah disucikan hewan-hewan tersebut akan digunakan sebagai sarana pecaruan dalam Upacara Tawur Kesanga yang dilaksanakan di Catus Pata. Ia menjelaskan, upacara Tawur Kesanga di Buleleng memang dipusatkan di catus pata (perempatan) Desa Adat Buleleng. Sebab berdasarkan lontar, catus pataberada di depan puri dan pasar.
“Jadi menurut lontar, catus pata Desa Adat Buleleng paling tepat. Sehingga Upacara Tawur Kesanga di Buleleng dipusatkan di sana,” terangnya.
Lebih lanjut, Sutrisna juga memaparkan terkait jalur pengarakan ogoh-ogoh telah dibagi dua. Untuk wilayah dajan setra seperti Kelurahan Banjar Petak, Peguyangan, Kampung Anyar, Kampung Baru dan Kaliuntu dipusatkan di depan Taman Kota Singaraja. Ogoh-ogoh kemudian diarak menuju ke Jalan Diponegoro, Gajah Mada dan berakhir di Setra Desa Adat Buleleng.
Sementara untuk wilayah dajan setra terdiri dari Kelurahan Penataran, Delod Peken, Banjar Paketan, Bale Agung, Liligundi dan Banjar Tegal dipusatkan di depan SMPN 6 Singaraja.
Ogoh-ogoh selanjutnya diarak menuju Jalan Veteran, Gajah Mada dan berakhir pula di Setra Desa Adat Buleleng.
“Dari dua wilayah itu, masing-masing hanya ada satu ogoh-ogoh yang dibakar. Sementara yang lainnya dipralina dengan tirta, biar api pembakarannya tidak terlalu besar,” tandasnya
Penulis: Muklis
Editor: Ani