BANYUMAS – Jika anda melewati desa Alasmalang, maka ribuan pohon durian tampak mewarnai sepanjang jalan menuju desa, lengkap dengan lapak penjualan durian di tepi jalan. Tak heran jika Desa ini dijuluki surganya durian di Kabupaten Banyumas.
Dari desa Alasmalang, lahir varian durian Bawor yang kualitasnya tidak kalah dengan durian montong Thailand. Sebutan Bawor ini diambil dari nama tokoh punakawan dalam dunia wayang, khas daerah Banyumas. Durian Bawor memiliki warna kuning kemerahan. Ukurannya berkisar 3-12 Kg. Durian ini memiliki cita rasa manis. Lebih manis jika dibandingkan dengan durian montong Thailand. Kekhasannya inilah yang membuat durian Bawor selalu diburu oleh penikmat durian.
Budidaya durian Bawor menjadi salah satu komoditas perkebunanan yang mampu menjadi penyangga perekonomian masyarakat. Melalui komoditas durian Bawor masyarakat dapat meningkatkan perekonomiannya.
Inisiator Budidaya Durian Bawor
Mulanya warga desa memanfaatkan lahan pertanian untuk ditanami padi. Namun, seringkali warga setempat mengalami gagal panen karena serangan hama wereng. Lalu, salah satu masyarakat setempat Sarno Ahmad Darsono memulai menanam buah durian.
Menurutnya, dengan beralih menanam durian, potensi kerugiannya semakin kecil. Karena itu juga, tingkat keuntungannya makin tinggi. Atas kondisi itu, masyarakat lainnya pun mulai mengikuti Sarno Ahmad Darsono untuk menanam durian.
Gayung bersambut, keberhasilan warga dalam mengembangkan budidaya durian mendapatkan dukungan dari Pemdes Alasmalang, Pemerintah desa kemudian menjadikan Desa Alasmalang sebagai kawasan Agrowisata dan membangun gapura Desa Alasmalang dengan tulisan ‘Sentra Durian’, serta membangun patung durian raksasa yang menjadi ikon dari desa tersebut.
Produksi Durian dari Hulu ke Hilir
Buah durian Bawor hanya dapat dipanen pada awal tahun dan akhir tahun. Namun, aktivitas produksi durian oleh masyarakat tidak pernah putus. Hal ini karena selain menjual buah durian, masyarakat juga membudidayakan bibit durian. Mulai dari proses pembibitan, mengokulasi, menyisip atau menyambung pucuk durian-durian unggul. Hampir puluhan ribu bibit durian dipesan setiap harinya.
Beberapa jenis durian yang dibudidayakan oleh masyarakat Desa Alasmalang diantaranya durian bawor atau kromo, durian musangking, durian duri hitam, durian gundul, dan durian merah.
Selanjutnya, berdasarkan data Pusat Statistik Kabupaten Banyumas (2019), hasil panen buah durian di Kecamatan Kemranjen menduduki peringkat pertama dengan rata- rata 28.527 Kw/Ha. Sementara untuk harga per pohon bibit durian bervariasi, berkisar mulai dari Rp 5 ribu/pohon sampai Rp 500 ribu/pohon.
Inovasi Agrowisata Kampung Durian
Untuk meningkatkan pendapatan petani, pemerintah desa Alasmalang mengembangkan kawasan pertanian desa menjadi agrowisata kampung durian. Dalam sekali panen, petani dapat meraup untung hingga Rp 50 Juta.
Dengan Adanya agrowisata desa, masyarakat desa juga dapat mempromosikan produk lainnya, seperti makanan khas Banyumas. Serta masyarakat dapat juga mengembangkan dan mempromosikan wisata edukasi, hiburan dan lainnya.
Tabel Jumlah Pendapatan Petani Durian Desa Alasmalang 2019
No Data Found