BEKASI – Pemerintah Kabupaten Bekasi telah menyiapkan dana sebesar Rp 11 miliar untuk penanganan bencana banjir. Anggaran itu akan dialokasikan untuk pemenuhan logistik dan kebutuhan mendesak warga terdampak banjir.
“Awalnya yang disiapkan itu sekitar Rp 5 miliar namun ada pergeseran anggaran untuk mengantisipasi efek yang tidak diinginkan dari bencana. Maka kemudian ditambah menjadi Rp11 miliar,” kata Hudaya, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bekasi, pada Kamis (9/3/2023).
Anggaran itu telah digunakan setelah Penjabat Bupati Bekasi menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi pada kawasan terdampak banjir. Sehingga pencairannya pun telah dilakukan pada awal pekan ini.
“Senin pencairan pertama Rp 2,8 miliar. Kemudian kemarin dicairkan kembali Rp 1,9 miliar. Anggaran ada di berbagai dinas tapi pencairan oleh BPBD, mereka yang mengkoordinasikan,” kata Hudaya.
Hingga saat ini, penggunaan anggaran itu dialokasikan untuk kebutuhan obat-obatan dan perbaikan sejumlah saluran air akibat longsor. Selain itu, juga dialokasikan untuk pemuhan logistik.
Terpisah, Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi Kabupaten Bekasi Henri Lincoln mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim untuk menangani persoalan pada saluran air warga akibat terdampak longsor. Beberapa upaya perbaikan itu juga filakukan untuk mengatasi kerusakan saluran air, namun juga sebagai upaya pencegahan bajir dikemudian hari.
“Kami sudah melakukan perbaikan untuk penanganan ini. Fokus kami pada saluran-saluran air yang menyumbat,” ucapnya.
Sebagai informasi, pada awal Februari 2023, Kabupaten Bekasi dilanda banjir. Atas bencana itu, setidaknya terdapat 60 ribu warga yang diusingkan. Lalu, terdapat 463 rumah warga yang rusak, serta 120 gedung sekolah porak poranda. Berdasarkan kondisi tersebut, status tanggap darurat pun diaktifkan.
Penulis: Danu
Editor: Ani
