Banyuwangi – Dikenal sebagai “The Sunrise of Java”, Banyuwangi hmemiliki berbagai tempat wisata yang menakjubkan sekaligus sebagai gudang kuliner yang dapat menggoyang lidah. Salah satu kuliner yang menjadi ciri khas suku Osing (suku asli Banyuwangi) adalah pecel pitik.
Pecel sudah menjadi kuliner yang familiar di telinga masyarakat Indonesia. Jika pada umumnya pecel adalah suguhan makanan dengan kombinasi sayur-sayuran, kerupuk, dan sambal kacang, namun pecel pitik merupakan olahan ayam kampung.
Dahulu kala kuliner ini amatlah sakral, sehingga hal tersebut menjadi suguhan wajib di setiap ritual upacara suku Osing. Namun seiring berjalannya waktu, saat ini pecel pitik bisa ditemukan di warung makan atau resto-resto di Banyuwangi.
Sejarah dan Nilai Pecel Pitik
Pecel pitik pada mulanya tidak dihidangkan dalam santapan sehari-hari oleh suku Osing. Biasanya pecel pitik digunakan dalam acara ritual selamatan atau acara penting lainnya seperti upacara bersih desa, tasyakuran, dan hajatan.
Selain itu, Suku Osing memiliki kebiasaan rutin melakukan selametan dua kali dalam satu minggu seperti menjalankan ritual selametan di kuburan leluhur Buyut Cili. Upacara tersebut dilakukan pada malam jumat dan malam senin. Dipilihnya dua hari itu karena dipercaya sebagai hari sakral atau keramat. Biasanya ritual ini dilakukan di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah Pecel pitik akan dibawa ke makam untuk selanjutnya melakukan doa bersama dan dilanjutkan dengan makan bersama. Diharapkan dengan kegiatan tersebut dapat meningkatkan nilai kebersamaan dan kekeluargaan.
Penamaan Pecel Pitik sendiri berasal dari bahasa Osing yang mempunyai filosofi mendalam. Pecel atau ‘kang diucel-ucel saben dinane ingkang apik’ diartikan setiap apa yang dilakukan manusia akan mengarah pada suatu yang lebih baik dan layak. Sedangkan pitik merupakan sebutan untuk ayam dalam bahasa Jawa.
Jika melihat makna yang terkandung dalam penamaan pecel pitik, mengandung harapan agar penduduk selalu berbuat kebaikan. Sehingga dalam proses pembuatannya hati harus dalam keadaan tenang.
Juru masak pecel pitik lebih disarankan untuk lebih banyak berdiam dan membaca doa-doa dalam hati. Ada juga yang menerangkan bahwa ada aturan tidak tertulis untuk wanita yang memasak pecel pitik harus dalam keadaan suci dan tidak dalam keadaan haid atau menstruasi.
Hal tersebut dikuatkan dengan istilah Good Food Good Mood yang bermaksud makanan yang baik akan membantu memperbaiki kesehatan lahir dan batin bagi yang memakannya. Sehingga masakan yang disajikan menjadi baik untuk penikmatnya.
Pelengkap dari pecel pitik biasanya berupa sayuran dan nasi tumpeng. Secara filosofis pun, nasi tumpeng bermakna menjunjung tinggi derajat manusia. Dengan demikian lengkap sudah filosofi dan nilai yang ada dalam penyajian pecel pitik, dimana memiliki harapan kebaikan dan kemuliaan bagi masyarakat sekitar.
Cara Memasak Pecel Pitik
Bahan utama untuk membuat pecel pitik ini adalah ayam kampung yang masih muda, kira-kira berumur tujuh atau delapan bulan. Alasan utama pemilihan ayam kampung yang lebih muda dan belum pernah kawin dipercaya sebagai lambang kesucian dan tidak terpengaruh apapun. Selain itu alasan menggunakan ayam yang masih muda karena dagingnya lebih lembut dan empuk. Syarat lainnya, ayam yang digunakan haruslah ditangkap sendiri, bukan beli dari pasar.
Selanjutnya, ayam tersebut dipotong dan dibersihkan bulu-bulunya dan siapkan bahan pelengkap lainnya seperti bumbu, kelapa dan sayur. Ayam utuh yang sudah dibersihkan kemudian ditusuk dengan bambu dari bagian daging samping serta kepala dilipat ke dalam dan dibakar.
Selanjutnya, menyiapkan bumbu pecel pitik yang terdiri dari dua macam bumbu, yaitu bumbu pecel dan bumbu tempong. Biasanya bumbu yang sering digunakan terdiri dari bahan kacang, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, kencur, terasi. Kemudian haluskan kacang beserta bumbu lainnya dan jangan lupa ditambah daun jeruk, garam dan gula. Setelah halus tambahkan parutan kelapa kemudian tambahkan air secukupnya dan aduk sampai rata.
Selanjutnya ayam kampung yang sudah dibakar, kemudian disuwir, lalu dicampur dengan bumbu yang sudah tercampur dengan parutan kelapa. Sajikan dengan nasi dan sayur rebus, sekaligus daun kemangi atau mentimun segar. Pecel pitik siap dinikmati.
Editor: Irman