MAMUJU – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat lakukan upaya intensif untuk menenakan angka stunting melalui optimalisasi program keluarga asuh. Melalui program tersebut, target nasional untuk menurunkan angka stunting hingga dibawah 14% dapat terlaksana.
Pejabat Gubenur Sulawesi Barat Akmal Malik mengatakan, kasus stunting erat kaitannya dengan kemiskinan esktrem yang banyak terjadi pada masyarakat pedesaan. Untuk itu, pihaknya juga perlu menekan stanting dengan menurunkan angka kemiskinan ekstrem.
“Ibu hamil di wilayah desa yang mengalami kemiskinan ekstrem garis identifikasi, dan menerapkan program “Keluarga Asuh” serta mendampingi keluarga berisiko Stunting,” kata Penjabat Gubernur Sulbar, Akmal Malik, Rabu (1/3/2023).
Dalam proses itu, ia turut menjadi bapak asuh stunting dengan melakukan penanganan 10 orang warga yang mengalami stunting. Ia juga menegaskan bakal melakukan pengawasan ke setiap daerah untuk memastikan perkembangan pelaksanaan program tersebut dilakukan secara serius.
Untuk mempercepat laju penanganan, pihaknya telah telah menetapkan Desa Tapandullu dan Kelurahan Rangas Kecamatan Simboro Kabupaten Mamuju sebagai percontohan penanganan dan pencegahan stunting.
Melalui penetapan ini, desa lainnya yang ada di Kabupaten Mamuju dapat mengikuti upaya pencegahan dan penanganan oleh kedua desa tersebut.
Perlu diketahui, dalam kurun waktu empat tahun belakangan Provinsi Sulawesi Barat masih dalam kategori daerah dengan kasus stunting tertinggi di Indoesia. Pada tahun 2022 Sulbar berada diangka 35 persen dengan kenaikan 1,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Adapun beberapa faktor yang menjadi penghambat penangan stanting di Sulbar adalah meningkatnya pernikahan dini. Hingga saat ini jumlah pernikahan ddini di Sulbar masih cukup tinggi. Untuk itu, perlu adanya edukasi dan sosialisasi untuk mencegah adanya pernikahan dini yang lebih masif.
Penulis: Danu
Editor: Ani