Site icon Kolom Desa

Kiat Pemdes Panembangan Genjot Penghasilan Petani Melalui Program Mina Padi

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menyebar benih ikan usai tanam padi di Desa Panembangan, Kecamatan Cilongok, Banyumas. (Sumber foto : Jatengprov.go.id)

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menyebar benih ikan usai tanam padi di Desa Panembangan, Kecamatan Cilongok, Banyumas. (Sumber foto : Jatengprov.go.id)

BANYUMASDesa Panembangan terletak di Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Desa ini berada di sebelah Barat Kota Banyumas. Desa ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 5.183 Jiwa.

 

 

Desa Panembangan memiliki potensi lahan persawahan dengan luas lahan mencapai 137 Ha. Sumber penghasilan penduduk sekitar berasal dari lahan pertanian. Adapun komoditas pertanian sekaligus produk unggulan di desa ini adalah padi.

 

 

Mulanya, para petani di desa ini menggunakan lahan pertaniannya untuk menanam padi.  Namun seiring berjalannya waktu, para petani mulai membuat inovasi dengan konsep mina padi. Konsep mina padi ini adalah program menanam padi sekaligus menebar benih ikan di sekitar area sawah. Program ini di inisiasi oleh beberapa kelompok tani di Desa Panembangan sejak tahun 2001.

 

 

“Program mina padi ini kami lakukan sejak 2001 lalu. Kalau dulu para petani hanya tanam padi, sekarang juga memelihara ikan jenis nila,” kata pengurus Kelompok Tani Desa Panembangan, Narsono, melalui sambungan telepon.

 

 

Keunggulan Program Mina Padi

Manfaat yang didapatkan dari program mina padi adalah sawah akan terlihat lebih rapi dan bersih. Selain itu yang paling penting adalah dapat membuat tanah menjadi lebih subur hanya dengan satu kali pemupukan. Hal ini dikarenakan tanah sudah mendapatkan pupuk dari kotoran ikan.

 

 

Inovasi lahan pertanian dengan konsep Mina Padi di Desa Panembangan Kecamatan Cilongok, Banyumas (Sumber foto: website desa panembangan).
Inovasi lahan pertanian dengan konsep Mina Padi di Desa Panembangan Kecamatan Cilongok, Banyumas (Sumber foto: website desa panembangan).

Konsep mina padi juga dapat mengurangi biaya penyiangan rumput dan mendapatkan hasil panen ganda berupa padi dan ikan. Selain itu, Mina Padi juga dapat dijadikan Kawasan agrowisata. Lebih menariknya lagi, di lahan padi milik warga juga terhindar dari hama belalang atau wereng.

Sementara itu, proses pengembangan dengan sistem mina padi dapat dilakukan sebagai berikut:

 

Membuat pematang keliling pada petakan sawah

Memasang paralon untuk mengalirkan air

Untuk saluran pemasukan dan pengeluaran air diberi saringan yang dibuat dari kawat kasa, bambu atau bahan lainnya. Hal ini berguna untuk menghambat ikan keluar dari lahan sawah.

 

Sirkulasi air harus lancar, ikan, plankton maupun akar padi cukup oksigen.

Selanjutnya dilakukan penaburan benih ikan setelah 4 hari dari penanaman padi.

 

Peningkatan pendapatan petani Desa Panembangan

Hasil panen padi dengan konsep mina padi di Desa Panembangan memberikan perubahan yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan petani. Salah satu pengurus kelompok tani Desa Panembangan Narsono menerangkan, hasil panen padi bertambah enam kuintal dengan harga jual padi rata-rata mendapatkan Rp 27 juta setiap hektarnya.

Kelompok pembudidaya ikan hendak melepaskan benih ikan dari KKP (Sumber foto: Istimewa).

Hingga saat ini terdapat 25 Ha yang telah menerapkan konsep mina padi. Keuntungannya mencapai 50 Juta setiap musim.

 

“Itu baru dari padi, belum dari ikan. Per hektar biasanya kita dapat 1,2 ton ikan. Per kilonya dijual Rp 22 ribu. Jadi total pendapatan dari jual padi dan ikan rata-rata per hektar Rp 50 jutaan. Tentu ini membuat petani lebih sejahtera karena sebelumnya tidak sebanyak itu,” terang Narsono.

 

Sementara itu, jenis ikan yang dapat dibudidayakan di lahan tersebut diantaranya ikan Lele, ikan Nila, Ikan Bawal. Hasil dari budidaya tersebut sebagian ada yang langsung dijual dan ada pula yang diolah menjadi produk unggulan desa seperti Keripik ikan Nila (dari baby fish), abon dan kerupuk (dari tulang dan kulit ikan).

 

Editor : Dian

Exit mobile version