Kolom Desa

Inovasi Pemdes Batanguru, Arus Air Sungai jadi Sumber Penghidupan

Inovasi Listrik berbasis mikro hidro oleh warga desa Batanguru, Sulawesi Barat. (Sumber foto: Istimewa).

MAMASA – Desa Batanguru merupakan desa dengan jumlah penduduk sebanyak 1.172 jiwa. Terletak di Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, masyarakat di desa ini mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Selain lahan pertanian yang luas, aliran sungai dengan debit air yang tinggi juga menjadi salah satu potensi di desa ini.

 

 

Dibalik kekayaan potensi tersebut, warga justru mengalami tantangan yang cukup berat, yakni tidak adanya energi listrik yang mengalir di desa ini. Sehingga, aktivitas warga di malam hari sangat terbatas.

 

 

Rumah-rumah warga Desa Batanguru saat malam hari hanya disinari oleh lampu minyak tanah sederhana. Tidak ada aktivitas belajar bagi anak-anak di malam hari, dan tidak ada aktivitas ekonomi yang memadai sejak terbenamnya matahari. Kondisi ini membuat sebagian warga mulai berpikir untuk mencari solusi atas masalah tersebut. Melihat potensi sungai-sungai yang mengalir deras di desa tersebut, menggerakkan warga desa untuk memanfaatkannya sebagai penghasil listrik dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

 

 

Mulanya, warga menyampaikan gagasan tersebut kepada Pemerintah Desa dan disetujui sebagai solusi terbaik terhadap permasalahan krisis energi di Desa Batanguru. Kemudian, Pemdes Batanguru mulai melakukan sosialisasi dan pendekatan terkait rencana pemanfaatan aliran sungai dan pembangunan PLTMH kepada masyarakat desa terutama masyarakat di sekitar aliran sungai.

 

 

Selanjutnya, warga melakukan pengukuran debit dan ketinggian air untuk memenuhi syarat menghasilkan listrik yaitu debit air harus lebih dari 20 liter/detik dimusim kemarau dan tinggi jatuhan air antara 1-200 meter. Keadaan tersebut mampu memenuhi syarat untuk menghasilkan energi listrik.  Adapun langkah berikutnya warga secara gotong royong merakit turbin dengan kapasitas kecil dan membangun sarana penunjang lainnya.

 

 

Keberhasilan Batanguru dalam membangun PLTMH

 

Mulanya, PLTMH yang dibangun oleh Desa Batanguru hanya berkapasitas 3.000 watt dengan kemampuan mengalirkan listrik ke 30 rumah warga secara gratis. Namun seiring berjalannya waktu, warga desa mulai melakukan peningkatan kapasitas secara bertahap hingga mencapai 50.000 watt.

 

Keberhasilan ini membuat Desa Batanguru menjadi desa penyedia turbin bahkan menerima pesanan dari daerah lain. Banyak desa yang melakukan permintaan turbin dan pembangunan PLTMH. Sehingga warga berinisiatif untuk membuat bengkel produksi sendiri dan perbaikan turbin melalui persetujuan pemerintah desa.

 

 

Bengkel tersebut dijalankan dengan memberdayakan warga sekitar, masyarakat diberi pelatihan merakit turbin dan merawat PLTMH dan keuntungan bengkel digunakan membangun tambahan turbin atau PLTMH untuk rumah-rumah yang belum teraliri listrik dengan pendanaan berasal dari swadaya masyarakat.

 

Potensi aliran sungai dengan debit air yang tinggi di Desa Batanguru, Sulawesi Barat. (Sumber foto: Istimewa)
Potensi aliran sungai dengan debit air yang tinggi di Desa Batanguru, Sulawesi Barat. (Sumber foto: Istimewa)

Kehadiran PLTMH di Desa Batanguru mampu membawa desa ini menjadi desa mandiri energi. Hingga 2017, kapasitas PLTMH mencapai 50.000 watt dan mampu mengaliri listrik untuk 276 Kepala Keluarga (KK) di Batanguru. Selain itu, PLTMH Desa Batanguru juga telah mengalirkan listrik di desa tetangga, yaitu Desa Banea dan Kelurahan Tabone sebanyak 200 KK. Berkat inovasi inilah, sejumlah warga desa menjadi penyedia jasa layanan teknis turbin dan perawatan PLTMH sehingga mulai muncul usaha rumahan seperti fotokopi, penjahit, bengkel motor, pengolahan kopi dan usaha lainnya.

 

Hingga kini, Desa Batanguru dikenal sebagai desa penyedia turbin dan menerima pesanan dari berbagai wilayah seperti Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, hingga Nusa Tenggara Timur.

 

 

 

Editor: Dian

Exit mobile version