Kolom Desa

Mengenal Desa Adat Penglipuran, Desa Wisata Berbasis Community Base

Para seniman desa Penglipuran

BALI – Desa Wisata Penglipuran terletak di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Desa wisata ini memiliki luas wilayah 112 Ha. Secara geografis desa Penglipuran terletak pada ketinggian 600- 650 m dari permukaan air laut. Sehingga memiliki suhu yang cukup sejuk.

 

Adapun jumlah penduduk yang ada di desa Adat Penglipuran yakni berkisar 1. 111 jiwa dengan 277 KK. Masyarakatnya memiliki ragam profesi, yakni diantaranya pengrajin, pedagang, petani, pengelola wisata dan lainnya.

 

Desa penglipuran juga dikenal dengan potensi wisata yang cukup memukau. Untuk mengoptimalkan pengelolaan, pemerintah desa menginisiasi adanya pengelolaan dengan konsep community based. Konsep pengelolaan ini menjadi salah satu cara yang dapat dicontoh oleh desa wisata lainnya.

 

Sebab, melalui konsep pengelolaan ini pemerintah desa dapat mengoptimalkan keikutsertaan masyarakat dalam mengelola sekaligus dapat membendung potensi resistensi yang ada. Selain itu juga dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

 

“Kami membentuk tim khusus untuk manajemen pengelolaan di Desa Wisata Adat Penglipuran, saat ini kurang lebih ada 30 orang yang bekerja standby setiap hari yang menangani tugas kepariwisataan. Ketika weekend bisa menambah, banyak warga seringkali menjadi freelance sebagai pecalan (keamanan),” ungkap Kepala Desa Penglipuran, I Wayan Budiarta.

 

Festival Budaya di Desa Penglipuran
Festival Budaya di Desa Penglipuran

 

Daya Tarik Desa Wisata Adat Penglipuran

 

Desa Penglipuran dikenal sebagai desa terbersih di dunia. Kebersihan tersebut menjadi salah satu daya tarik utama desa wisata ini. Pada 2021 desa Penglipuran mendapatkan penghargaan sebagai Desa Wisata Mandiri Inspiratif oleh kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Desa ini juga termasuk dalam Top 100 Sustainable Destinations menurut Green Destinations Foundation.

 

Selain dinobatkan sebagai desa paling bersih, Desa Penglipuran memiliki ciri khas tata ruang desa yang menjunjung tinggi nilai leluhur.  Desa ini membuat tata ruang yang dengan Tri Mandala. Konsep penataan ini membagi desa dalam tiga wilayah. Wilayah utamanya adalah Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala.

Prosesi sembahyang warga lokal

Wilayah Mandala merupakan wilayah suci untuk para dewa dan peribadatan. Kemudian Madya Mandala digunakan sebagai tempat tinggal para penduduk. Sementara Nista Mandala merupakan area khusus pemakaman penduduk.

 

Kondisi lainnya yang membuat pengunjung betah adalah desa ini memiliki wilayah hutan yang cukup luas. Merujuk pada situs resmi Kemenparekraf, Desa Penglipuran berdiri di atas tanah seluas 112 Ha. Setidaknya terdapat 50 Ha diperuntukan untuk lahan pertanian. Lalu, 45 Ha  digunakan untuk lahan hutan bambu. Selanjutnya seluas 4 Ha digunakan untuk hutan kayu. Sedangkan 9 Ha digunakan untuk pemukiman warga dan 4 Ha untuk fasilitas umum. Sehingga bisa disimpulkan jika desa ini memiliki lahan hijau yang lebih luas ketimbang tempat tinggal masyarakat.

 

Memiliki Gelaran Atraksi Budaya 

 

Salah satu ritual keagamaan yang sering menarik perhatian wisatawan adalah Ngusaba. Ritual ini dilakukan untuk menyambut Hari Raya Nyepi. Desa ini juga rutin mengadakan festival budaya bertajuk Penglipuran Village Festival yang biasanya diadakan pada akhir tahun. Kegiatannya beragam, mulai dari parade pakaian adat Bali, parade seni budaya, macam-macam lomba, hingga Barong Ngelawang.

 

Rutinitas keseharian warga lokal

 

Miliki Sajian Kuliner Khas 

 

Kedua nama tersebut adalah kuliner khas dari Desa Penglipuran yang wajib Anda coba jika berkunjung ke sana. Loloh cemcem adalah minuman khas yang terbuat dari daun cemcem atau kloncing.

 

Minuman ini mirip dengan beras kencur atau kunyit asam yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Jawa ketika tak enak badan. Loloh cemcem bisa disajikan dalam kondisi hangat. Namun, banyak pula pengunjung yang memilih mengkonsumsi dalam keadaan dingin.

 

Kemudian tipat cantok merupakan makanan yang terdiri atas ketupat dan sayur rebus, lengkap dengan bumbu kacang yang gurih dan maknyus. Jika dilihat sekilas, tipat cantok menyerupai dengan makanan lotek. Namun menggunakan sayuran. Adapun jenis sayurannya adalah rebusan kacang panjang, kangkung, tauge dan ketupat khas Bali.

 

Panorama Desa Penglipuran

 

Jam Operasional Desa Wisata Adat Penglipuran

 

Desa Wisata Adat Penglipuran memiliki jam operasional tertentu.Yakni, mulai dari pukul 08.00 WITA sampai dengan pukul 17.00 WITA setiap harinya. Namun, pengunjung dapat menginap di rumah- rumah warga dengan suasana asri, tenang dan nyaman.

 

Waktu terbaik untuk mengunjungi Desa Wisata Adat Penglipuran adalah saat bulan Desember, yakni saat banyak acara budaya berlangsung. Salah satunya adalah Penglipuran Village Festival yang menampilkan parade budaya khas Bali dan Penglipuran.Pengunjung juga dapat menikmati tari Baris Sakral yang sudah sangat jarang terlihat.

Rute dan Harga Tiket Desa Wisata Adat Penglipuran

 

Desa Wisata Adat Penglipuran terletak di 45 km sisi utara Kota Denpasar, tepatnya di Jl. Penglipuran, Kelurahan Kubu, Kecamatan. Bangli, Kabupaten Bangli. Untuk sampai pada destinasi ini, pengunjung dapat menempuh waktu sekitar satu jam dengan menggunakan kendaraan pribadi berupa mobil. Berikut denah lokasi desa wisata adat Penglipuran;

 

Adapun tarif untuk pengunjung yang hendak berlibur di desa wisata adat Penglipuran cukup variatif. Terdapat perbedaan pada tarif wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Berikut rinciannya:

 

Retribusi Tarif
Wisatawan Lokal Dewasa

Wisatawan Lokal Anak-anak

25.000

15.000

Wisatawan Mancanegara Dewasa

Wisatawan Mancanegara Anak

50.000

35.000

Parkir Mobil 5.000
Parkir Motor 2.000
Parkir Bus 10.000

 

Harga yang tercantum di dalam tabel sewaktu-waktu dapat berubah tergantung kebijakan pihak pengelola desa wisata. Namun daftar ini bisa Anda jadikan acuan dan persiapan sebelum berangkat mengunjungi Desa Wisata Adat Penglipuran.

 

Jumlah Kunjungan Wisatawan dan Omzet Desa Wisata Adat Penglipuran

 

Menurut I Wayan Budiarta, omset yang dihasilkan dari Desa Wisata Adat Penglipuran adalah 30 milyar selama setahun. Rata-rata per hari sekitar mencapai Rp 30 Juta dan Rp 50 Juta setiap akhir pekan.

 

Sementara itu, jumlah kunjungan Desa Wisata Adat Penglipuran dari tahun ke tahun selalu meningkat secara signifikan. Pada tahun 2020-2021 jumlah wisatawan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena pandemi. Namun, pada tahun 2022, pada masa recovery atau pemulihan, jumlah wisatawan mulai meningkat.

 

 

No Tahun Wisman Wisdom Jumlah
1. 2011 19.222 13.281 32.503
2. 2012 18.459 16.047 34.506
3. 2013 20.896 20.200 41.096
4. 2014 25.687 38.805 64.492
5. 2015 20.381 26.021 46.402
6. 2016 27.095 88.485 115.580
7. 2017 42.265 153.281 195.546
8. 2018 51.515 189.718 241.233
9. 2019 58.362 204.039 262.401
10. 2020 5.738 29.103 34.841
11. 2021 565 146.144 146.709
12. 2022 55.001 205.230 260.321
Exit mobile version