JEMBRANA – Usai ditemukannya kasus seorang warga di Desa Banjar yang meninggal dunia karena diduga terinfeksi virus rabies pada Senin (13/2/2023), Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana mengadakan vaksinasi anti rabies. Kepala Bidang Keswan-Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpangan) Jembrana, I Wayan Widarsa mengatakan, vaksinasi emergency ini dilakukan sebagai respons terkait adanya warga yang meninggal karena diduga rabies.
“Anjing yang menggigit korban pada Januari lalu, tidak bisa dipastikan positif rabies atau tidak. Hal itu karena anjing yang menyerang korban sudah mati, dan sebelumnya tidak ada laporan mengenai kasus gigitan tersebut. Namun dari gejala korban, terlebih anjingnya juga diketahui mati dalam beberapa hari setelah menggigit korban, mengarah suspek rabies,” terangnya.
Ia menambahkan, pada awal tahun 2023 ini, belum ada temuan kasus anjing rabies di Desa Penyaringan. Namun dari catatan tahun 2022, Desa Penyaringan tercatat menjadi salah satu desa zona merah rabies.
“Sekarang kita juga masih buat jadwal untuk vaksinasi massal. Rencananya setelah 20 Februari nanti kita sudah turun melakukan vaksinasi massal ke desa-desa. Termasuk nanti kita laksanakan se-Desa Penyaringan,” lanjutnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa selain ke rumah-rumah warga, petugas juga melakukan penyisiran untuk memvaksinasi anjing liar di wilayah setempat. Alhasil, ada sebanyak 112 hewan penular rabies (HPR) yang berhasil divaksinasi. HPR itu terdiri dari sebanyak 98 ekor anjing dan 14 ekor kucing.
“Kami akan terus melakukan upaya edukasi ke masyarakat tentang bahaya rabies. Pihaknya mengimbau warga agar tidak menyepelekan kasus gigitan HPR. Ketika mengalami gigitan ataupun diserang HPR, agar segera melapor ke fasilitas kesehatan untuk dilakukan penanganan lebih lanjut,” pungkasnya.
Penulis: Rizal Kurniawan
Editor: Ani
