Desa Aeng Tong-Tong, Kampung Pengrajin Keris dengan Empu Terbanyak di Dunia

Bunyi keras dentingan logam saling bersahut-sahutan, suara besi yang sedang digerinda, terdengar membahana di setiap sudut desa. Terlihat seorang empu dengan sabar melunakkan lempengan besi tipis, lalu dilipatnya hingga merekat membentuk pamor keris. Di tempat inilah kehidupan para empu berlangsung.

SUMENEP – Kabupaten Sumenep dikenal dengan sebutan kota keris, pasalnya di Sumenep terdapat satu desa penghasil keris dengan empu terbanyak di dunia, Desa tersebut adalah Desa Aeng Tong-Tong yang merupakan salah satu diantara beberapa wilayah penghasil dan pembuat keris yang terdapat di pulau Madura.


Tak hanya itu, Nama Desa Aeng Tong-tong menjadi buah bibir setelah keris khas daerah tersebut dijadikan souvenir side event KTT G20. Desa ini, merupakan induk dari kerajinan keris. Disinilah pusat pembuatan keris di Sumenep. Setidaknya terdapat 446 empu keris yang terdiri dari 440 empu laki- laki dan enam perempuan. Jika masuk ke desa wisata ini, pengunjung akan disambut dengan suara sahut menyahut dentuman pembuatan keris.


Dalam dua dasawarsa terakhir, Desa Aeng Tong- tong mendapatkan dua penghargaan, yakni penghargaan dari UNESCO dengan dinobatkannya desa Aeng Tong- Tong sebagai  satu-satunya desa wisata dengan empu keris terbanyak di dunia. Selanjutnya, Desa Aeng Tong Tong juga menyabet Juara I Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022 Kategori Daya Tarik Pengunjung oleh Kemenparekraf.

<strong>Desa Aeng Tong-Tong, Kampung Pengrajin Keris dengan Empu Terbanyak di Dunia</strong>

Upacara penjamasan keris yang dilakukan setiap tanggal 1 Muharram oleh warga Desa Aeng Tong-Tong, Sumenep.

Denyut Perekonomian para Pengrajin Keris

Saat ini keris asal Desa Aeng Tong-Tong dibuat untuk memenuhi pesanan para kolektor keris baik dalam negeri maupun mancanegara. Selain itu, keris dijadikan koleksi atau suvenir, dan juga digunakan dalam rangkaian adat tertentu.


Aktivitas pembuatan keris di Desa Aeng Tong-Tong tentunya tidak lepas dari peninggalan para leluhur yang dulunya juga seorang empu. Hingga saat ini aktivitas itu masih berlanjut. Bahkan mayoritas masyarakat menggantungkan perekonomiannya dari hasil kerajinan keris.

Sebagian masyarakat memilih untuk menjadi pengrajin tulen. Namun, ada pula yang memilih untuk menjajakan keris. Adapun konsumen dari kerajinan keris ini mencakup pasar lokal hingga internasional. Beberapa pasar internasional penjualan keris diantaranya Singapura, Malaysia, Taiwan, Brunei Darussalam, Singapura, Belgia dan Belanda.


Dalam kurun waktu satu bulan, setiap pengrajin dapat memproduksi sekitar 6.000 keris. Lalu, sebanyak 1.000 – 2.000 keris diproyeksikan untuk diekspor ke Thailand dan Malaysia.

Harganya pun cukup bervariasi. Sesuai dengan jenis dan tingkat kesulitan pembuatannya. Misalnya, keris kodhen yakni keris yang di buat asal karena biasanya di buat hanya untuk perlengkapan dalam bidang kesenian misalnya ketoprak, wayang orang, nayogo (penabuh gamelan) dan sebagainya, dibandrol sekitar Rp 150 Ribu hingga Rp 350 Ribu.  Sementara keris jenis alusan, dipatok dengan harga lebih mahal, yakni Rp 750 Ribu – Rp 10 Juta. Keris ini banyak difungsikan sebagai pelengkap busana adat, peristiwa adat, dan benda koleksi. Adapun harga keris pusaka berkisar Rp 30 Juta hingga Rp 60 Juta.


Hingga saat ini jangkaun pasar keris yang terbesar masih didominasi oleh pasar dalam negeri yakni sebesar 92,3%, sedangkan untuk pasar luar negeri hanya mampu menembus 7,7%.

Berikut sampel data pendapatan Pengrajin Keris Tahun 2018

No.

Nama

Perbulan

Pertahun

1.

Yongki

Rp. 1.000.000

Rp. 12.000.000

2.

Ferdi

Rp. 1.800.000

Rp. 21.600.000

3.

Ibnu

Rp. 1.500.000

Rp. 18.000.000

4.

Joni Irawan

Rp. 1.800.000

Rp. 21.600.000

5.

Susiyanto

Rp. 2.500.000

Rp. 30.0000.000

Sumber: Pendapatan pengrajin keris Desa Aeng Tong-Tong

 

Selanjutnya, selain dari penjualan keris, masyarakat setempat juga meraup pundi- pundi rupiah dari kedatangan wisatawan. Banyak masyarakat lokal di Indonesia maupun mancanegara yang tertarik untuk mengunjungi desa Aeng Tong- Tong untuk menyaksikan proses pembuatan keris dan kehidupan masyarakatnya. Berikut data kunjungan wisatawan Mei – Desember 2022.

Data kunjungan wisatawan Mei – Desember 2022

No Data Found

Akses dan Fasilitas Desa Wisata Aeng Tong-Tong

 

Desa Aeng Tong-Tong berada 14 kilometer dari pusat kota, tepatnya terletak di kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Untuk menuju lokasi, pengunjung dapat menggunakan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat. Dengan estimasi waktu sekitar 24 menit.

 

Uniknya, para wisatawan desa wisata ini tidak perlu memikirkan uang masuk, karena terbuka secara gratis. Informasi lebih lengkap follow akun resmi pemerintah Desa Aeng Tong-Tong @desa.aengtongtong.

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di: