Kolom Desa

Petakan Pendataan, Pemdes Nglanggeran Terapkan e-ticketing pada Pengelolaan Wisata

Salah satu panorama desa wisata di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Sumber foto: instagram @abnyonyol.

YOGYAKARTA – Desa Nglanggeran adalah salah satu desa yang berada di Yogyakarta, tepatnya di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul. Desa ini memiliki jumlah penduduk 2.573 jiwa. Terletak sekitar 25 Km dari pusat Kota.

 

Desa Nglanggeran cukup banyak menawarkan destinasi wisata yang cukup menarik, diantaranya adalah Gunung api purba (GAP), Embung Nglanggeran dan Air terjun kedung kandang. Tak heran, banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang mendatangi desa ini.

 

Kedua destinasi wisata itu dikelola secara manual dengan melibatkan masyarakat setempat. Setidaknya terdapat 154 masyarakat yang dilibatkan dalam proses pengelolaan desa wisata. Tak heran pada tahun 2017 Desa Nglanggeran ditetapkan sebagai salah satu desa wisata terbaik ASEAN oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dengan mengusung konsep Community Based Tourism (CBT). Pemerintah desa berhasil meng orkestra masyarakatnya untuk bahu membahu mengelola desa wisata dengan optimal.

Petakan Pendataan, Pemdes Nglanggeran Terapkan e-ticketing pada Pengelolaan Wisata
Foto Gunung Purba. sumber foto: instagram @fakhrulfan23.

Namun, seiring berjalannya waktu, konflik antara pengelola wisata terjadi. Musababnya adalah sistem pendataan wisatawan tidak terorganisir dengan baik. Untuk mengatasi hal itu, Pemdes Nglanggeran mencetuskan inovasi berupa e-ticketing dalam pengelolaan wisata desa.

 

 

“Inovasi e-tiketing ini melalui proses yang panjang, mulai dari adanya konflik antar warga hingga pendataan yang tak terorganisir dengan baik,” terang Ketua Pengelola Ekowisata GAP, Sugeng Handoko, Jumaat (17/2/2023).

 

Konflik itu menyebabkan adanya penyusutan jumlah pengelola wisata. Mulanya, terdapat 40 orang pengelola yang bertugas, lalu berkurang hingga menjadi lima orang. Lalu, setelah e-tiketing diterapkan, jumlah pengelolanya bertambah hingga menjadi 150 orang lebih.

 

Inovasi sistem pengelolaan wisata berbasis e-tiketing ini, kata Sugeng, diresmikan pada tahun 2015. Ia Bersama tim pemuda desa dan karang taruna mengumpulkan orang-orang yang memiliki kemampuan di bidang teknologi. Tujuannya, untuk memberikan pelayanan yang cepat dan lebih trasnparan. Serta untuk mengoptimalkan teknologi secara berkelanjutan. Hingga saat ini pemerintah desa maupun masyarakat dapat memetik buah manis dari inovasi e-ticketing yang telah dijalankan.

 

 

Penerapan e-ticketing di Desa Nglanggeran

Mulanya, inovasi e-ticketing  diinisiasi oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Nglanggeran. Inisiasi ini pun diterima oleh masyarakat setempat. Pokdarwis terlebih dahulu melakukan urun rembuk bersama pemerintah desa, karang taruna, tokoh masyarakat tokoh agama serta kelompok perwakilan masyarakat untuk menyusun skema penerapan e-ticketing.

 

Selanjutnya, platform e-ticketing diluncurkan dalam bentuk website, yang dapat di akses oleh seluruh pengunjung wisata ataupun masyarakat lainnya. Melalui website ini, pengunjung dapat melihat harga tiket masuk maupun harga paket tour wisata. Selain itu, terdapat juga galeri pengunjung dan aneka wisata yang di tawarkan oleh desa Nglanggeran.

 

Pengunjung dapat mengakses website e-ticketing secara fleksibel. Pengunjung hanya perlu mengklik dashboard yang diinginakan. Sistem ini memberikan kemudahan kepada para pengunjung yang ingin berwisata di Desa Nglanggeran.

Tampilan dasboard website e-ticketing.

 

Adapun beberapa tarif yang dibandrol yakni;

  • Tiket masuk untuk domestik yaitu Rp.15.000 dan wisatawan asing sebesar Rp 30 Ribu
  • Biaya parkir Motor Rp.2000, Mobil Rp. 5000, dan Bus Rp 15 Ribu
  • Paket homestay Rp 175 ribu – , dan jasa pemandu wisata Rp 70 Ribu
  • Serta paket wisata lainnya seperti paket trekking, paket study banding, paket adventure, paket camping dan masih banyak paket wisata lainnya bergantung dengan destinasi wisata yang ingin dikunjungi.
  •  

Melalui sistem ini, pendataan kunjungan dan omzet wisata dapat dilakukan dengan sistem yang lebih tertata. Selain itu, pemerintah desa dapat menerapkan digitalisasi.

 

Jumlah Pengunjung dan Pendapatan

Pengelolaan sistem e-ticketing di Desa Nglanggeran mampu meningkatkan Pendapatan Asli Desa. Pada tahun 2017 mampu menghasilkan pendapatan sebesar 1,9 Miliar dengan rata-rata penghasilan sebesar Rp 17 juta setiap bulannya. Alokasi dana pendapatan ini teralokasikan dalam kas desa dan BUMdes sebesar 1 persen.

 

Lokasi wisata yang strategis dan sistem yang terstruktur mampu mendatangkan wisatawan kuarang lebih 150.000 wisata pertahunnya.  Dengan begitu inovasi ini layak untuk diterapkan dan menjadi percontohan desa wisata di desa lainnya. Adapun pengelolaan sistem e-ticketing ini dapat dimonitor melalui situs www.nglanggeran-patuk.desa.id

Exit mobile version