TIDORE – Kementerian Agama RI memiliki Program prioritas dalam menciptakan harmoni sosial di tengah Kemajemukan Indonesia. Salah satunya adalah Tradisi Meja Panjang yang ada di Desa Kusu, Kecamatan Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara.
Meja panjang merupakan salah satu bentuk implementasi program moderasi beragama yang telah dirawat oleh masyarakat desa setempat. Tradisi turun temurun itu, dilestarikan umat Kristen di Desa Kusu setiap penghujung perayaan natal dan tahun baru. Tepatnya setiap tanggal 31 Januari.
“Tradisi ini merupakan upaya kami menjaga silaturahmi antarsesama, agar kampung kami ini aman dan damai walaupun kita berbeda agama. Sesungguhnya kami adalah saudara”, kata Dewan Adat Desa Kusu, Riyanto Pulu, dilansir dari Kemenag Malut pada Minggu, (31/12/2023).
meja panjang ini menjadi wadah makan bersama untuk seluruh warga kampung tak memandang ras maupun agama. Berisi berbagai macam hidangan, baik makanan adat maupun berbagai jenis hidangan makanan lainnya.
Adat ini menjadi penyambung silaturahmi antarkedua agama di Desa Kusu, yakni Islam dan Kristen. Selain itu juga menggambarkan kuatnya toleransi dan rasa saling menghargai antarsuku, ras dan agama di desa setempat.
Uniknya, untuk menghargai kaum muslim, makanan halal selalu dihidangkan sendiri oleh kaum muslim setempat. Ada persembahan musik tradisional dan tarian cakalele yang menghiasi acara itu.
Selain itu, ada pula pesan dan kesan perdamaian yang disampaikan oleh tokoh agama masing-masing di saat berlangsungnya acara. Tradisi ini dipercaya warga jika tak dilakukan maka masyarakat akan mendapatkan musibah dari Tuhan Yang Maha Esa.
“Untuk itu, hingga kini tradisi ini terus terlestarikan oleh warga Desa Kusu. Mereka percaya, selain menjaga damai, aman antarsesama umat di dunia, tradisi ini akan membawa keselamatan di akhirat kelak,” pungkasnya.
Penulis: Wahyu
Edittor: Danu