JOMBANG – Sego Wiwit adalah salah satu kuliner khas Jawa Timur yang memiliki sejarah, nilai, dan keunikan tersendiri. Sego Wiwit merupakan hidangan nasi dengan berbagai lauk yang disajikan dalam satu porsi yang berbeda dengan hidangan nasi pada umumnya. Dalam tulisan ini, kita akan membahas tentang sejarah, nilai, dan keunikan Sego Wiwit, serta proses pembuatannya.
Sejarah Sego Wiwit
Sejarah Sego Wiwit berasal dari daerah Jawa Timur, tepatnya daerah Jombang dan Mojokerto. Tradisi penyajian Sego Wiwit diyakini sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit, yaitu sekitar abad ke-14.
Konon, tradisi penyajian Sego Wiwit pertama kali diperkenalkan oleh Mbah Wiwit, seorang abdi dalem dari Kerajaan Majapahit. Mbah Wiwit dikenal sebagai orang yang sangat cinta akan kebersihan dan ketertiban, serta memiliki kemampuan dalam mengatur hidangan yang disajikan kepada raja dan para pejabat kerajaan. Hidangan nasi yang diatur oleh Mbah Wiwit menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar untuk menciptakan hidangan serupa, yang kemudian dikenal sebagai Sego Wiwit.
Hidangan ini kaya akan nilai- nilai sakral. Salah satunya adalah nilai kebersamaan dan persaudaraan. Sebab Sego Wiwit disajikan dalam satu porsi untuk beberapa orang.
Sego Wiwit disantap secara bersama-sama, sehingga mendorong interaksi sosial dan memperkuat ikatan kekeluargaan serta persaudaraan antara sesama makan bersama. Selain itu, nilai-nilai kearifan lokal juga terkandung dalam Sego Wiwit, seperti penggunaan bahan-bahan alami yang berasal dari lingkungan sekitar, serta penghormatan terhadap tradisi dan warisan leluhur.
Keunikan Sego Wiwit terletak pada penyajiannya yang berbeda dengan hidangan nasi pada umumnya. Hidangan Sego Wiwit terdiri dari nasi yang diberikan lauk-pauk, seperti ayam goreng, sate, tahu, tempe, dan sayur-sayuran, yang ditempatkan dalam satu porsi yang biasanya terbuat dari daun pisang atau daun jati.
Lauk-pauk yang disajikan dalam Sego Wiwit bervariasi, tergantung dari selera dan kebiasaan masyarakat setempat. Proses penyajian Sego Wiwit juga unik, dimana hidangan tersebut ditumpuk dalam satu porsi dan dapat diambil sesuai dengan selera masing-masing, sehingga menciptakan pengalaman makan yang berbeda dan menarik, ibu Siti seorang penggemar Sego Wiwit sejak kecil.

Cara Pembuatan Sego Wiwit
Pembuatan Sego Wiwit melibatkan beberapa tahap yang menggambarkan keahlian dan kearifan lokal masyarakat Jawa Timur. Pertama, nasi yang digunakan harus nasi yang berkualitas tinggi, biasanya nasi putih yang memiliki butiran yang panjang dan kenyal. Nasi tersebut dimasak dengan menggunakan bumbu-bumbu khas Jawa Timur, seperti daun salam, lengkuas, serai, dan kunyit, untuk memberikan aroma dan rasa khas pada nasi. Selain itu, lauk-pauk seperti ayam, tahu, tempe, dan sayur-sayuran juga dipersiapkan dengan cara yang khas.
Setelah itu, daun pisang atau daun jati yang telah dicuci bersih digunakan sebagai wadah penyajian Sego Wiwit. Daun pisang atau daun jati diatur sedemikian rupa, biasanya dengan cara melipat atau mengikat, sehingga membentuk porsi yang bisa digunakan untuk menyajikan nasi dan lauk-pauk. Proses ini memerlukan keterampilan dan ketelatenan dalam mengatur daun pisang atau daun jati agar dapat membentuk wadah penyajian Sego Wiwit yang indah dan menarik.
Kemudian, nasi yang telah dimasak dan lauk-pauk disusun secara bergantian di atas daun pisang atau daun jati yang telah diatur sebelumnya. Proses penyusunan ini biasanya dilakukan dengan hati-hati dan cermat, agar setiap porsi Sego Wiwit memiliki tampilan yang menarik dan seimbang antara nasi dan lauk-pauk yang disajikan. Lauk-pauk seperti ayam goreng, sate, tahu, tempe, dan sayur-sayuran diatur sedemikian rupa sehingga memberikan variasi dan warna yang menarik dalam tampilan Sego Wiwit.
Selanjutnya, Sego Wiwit siap untuk disajikan kepada konsumen. Biasanya, Sego Wiwit disajikan dalam kondisi panas dan langsung bisa dinikmati oleh konsumen. Konsumen bisa mengambil nasi dan lauk-pauk dari porsi Sego Wiwit sesuai dengan selera mereka, dan menikmatinya bersama-sama dengan teman, keluarga, atau kerabat.
Sebagai kuliner khas Jawa Timur, Sego Wiwit memiliki nilai-nilai yang sangat penting bagi masyarakat setempat. Salah satunya adalah nilai kebersamaan dan persaudaraan, dimana Sego Wiwit menjadi hidangan yang menghadirkan momen bersama-sama saat makan. Tradisi penyajian Sego Wiwit dalam satu porsi untuk beberapa orang mendorong interaksi sosial dan memperkuat ikatan kekeluargaan serta persaudaraan antara sesama makan bersama. Selain itu, Sego Wiwit juga mengandung nilai-nilai kearifan lokal, seperti penggunaan bahan-bahan alami yang berasal dari lingkungan sekitar, serta penghormatan terhadap tradisi dan warisan leluhur, Bapak Slamet, seorang penjual Sego Wiwit
Keunikan Sajian Sego Wiwit
Keunikan Sego Wiwit juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang ke Jawa Timur. Proses penyajian yang unik, menggunakan daun pisang atau daun jati sebagai wadah, serta variasi lauk-pauk yang disajikan, menciptakan pengalaman makan yang berbeda dan menarik bagi pengunjung. Sego Wiwit juga menjadi salah satu kuliner yang mampu memperkenalkan budaya dan kekayaan kuliner Jawa Timur kepada dunia luar.
Dalam proses pembuatan Sego Wiwit, diperlukan keterampilan dan ketelatenan dalam mengatur daun pisang atau daun jati sebagai wadah penyajian, serta dalam memilih bahan-bahan dan mengolah lauk-pauk dengan cara yang khas. Oleh karena itu, Sego Wiwit menjadi salah satu kuliner yang dihasilkan dengan penuh keahlian dan kecintaan terhadap tradisi kuliner Jawa Timur.
Selain itu, nilai-nilai kesehatan juga menjadi perhatian dalam pembuatan Sego Wiwit. Penggunaan bahan-bahan alami yang berasal dari lingkungan sekitar, serta proses memasak yang biasanya menggunakan metode tradisional, menjadikan Sego Wiwit sebagai kuliner yang relatif sehat dan bergizi. Lauk-pauk yang disajikan dalam Sego Wiwit seperti ayam, tahu, tempe, dan sayur-sayuran juga memberikan nilai tambah dalam hal gizi dan keragaman konsumsi pangan.
Dari segi keunikan, Sego Wiwit juga memiliki ciri khas dalam tampilannya yang sangat menarik. Penyajian Sego Wiwit dalam daun pisang atau daun jati memberikan sentuhan alami dan estetik yang sangat menarik. Variasi lauk-pauk yang disajikan dengan beragam warna dan bentuk juga memberikan tampilan yang menggugah selera. Selain itu, konsep makan bersama dalam satu porsi Sego Wiwit juga memberikan pengalaman yang berbeda dan memperkaya nilai estetika dalam menikmati kuliner.
Tidak hanya itu, Sego Wiwit juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat setempat. Kuliner ini menjadi salah satu produk kuliner yang dikenal dan dicari oleh wisatawan ketika berkunjung ke Jawa Timur. Hal ini membuka peluang usaha bagi para pelaku kuliner lokal untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan perekonomian lokal. Selain itu, Sego Wiwit juga menjadi daya tarik dalam event-event kuliner atau festival lokal, yang dapat mempromosikan budaya dan pariwisata Jawa Timur.
Dalam hal warisan budaya, Sego Wiwit juga menjadi salah satu tradisi kuliner yang diwariskan secara turun temurun dalam masyarakat Jawa Timur. Proses pembuatan yang mengikuti aturan dan teknik tradisional, serta penggunaan bahan-bahan alami yang dipilih dengan cermat, merupakan bentuk pelestarian warisan kuliner leluhur. Melibatkan generasi muda dalam proses pembuatan Sego Wiwit juga menjadi bentuk pengenalan dan pemahaman terhadap warisan budaya lokal yang harus dilestarikan.
Editor: Ani