Site icon Kolom Desa

PJ Gubernur NTT Mengakhiri Masa Jabatannya Dengan Menanam Pagi Bersama Petani di Desa Matasio

Penjabat Gubernur NTT Andriko Noto Susanto saat melakukan penanaman padi Desa Matasio Kecamatan Rote Timur Kabupaten Rote Ndao. Andriko akan mengakhiri kepemimpinannya di NTT. Sumber foto : Pos-Kupang

Penjabat Gubernur NTT Andriko Noto Susanto saat melakukan penanaman padi Desa Matasio Kecamatan Rote Timur Kabupaten Rote Ndao. Andriko akan mengakhiri kepemimpinannya di NTT. Sumber foto : Pos-Kupang

Kolomdesa.com, Rote Ndao – PJ Gubernur NTT melakukan kunjungan kerja di akhir jabatannya ke kabupaten Rote Ndao, sekaligus ikut berpartisipasi menanam padi bersama petani di Desa Matasio, Kecamatan Rote Timur.

Dalam kunjungannya, Andriko juga melihat lahan persawahan yang terletak di Desa Daiama, Kecamatan Landu Leko, dan mengujungi PT. Cakrawala Lautan Abadi (CLA) yang merupakan perusahaan budidaya Lobster yang terletak di perairan Mulut Seribu, Kecamatan Landu Leko.

Pada kesempatan itu, Andriko meminta terhadap masyarakat setempat yang mayoritas berprofesi sebagai Petani untuk benar-benar memaksimalkan lahan yang kosong untuk ditanami dengan tanaman produktif.

“Ketika saya ditugaskan pertama kali sebagai Pj. Gubernur NTT, tempat yang pertama saya kunjungi adalah Rote. Dan sekarang saya kembali ke Rote diakhir masa jabatan saya,” kata Andriko, Senin (17/2/2025).

Ia juga mengatakan, intruksi tersebut sudah jelas dari Presiden Prabowo Subianto. Terutama menyangkut ketahanan pangan untuk mencegah impor beras dari luar negeri.

Hal tersebut merupakan kunci keberhasilan melalui kolaborasi semua pihak untuk mewujudkan program swasembada pangan, dengan melibatkan TNI/Polri

Andriko mengapresiasi PT. CLA yang merupakan perusahaan budidaya lobster di Kabupaten Rote Ndao dengan menyuplai kebutuhan lobster di salah satu komoditas unggulan di Indonesia. Dan dia juga menyampaikan terimakasih karena bisa berkunjung di salah satu titik yang sangat berharga dan melihat langsung bagaimana lobster dibudidaya.

Ia juga mengatakan, tempatnya termasuk surga yang tersembunyi yang dimiliki oleh Rote Ndao. Lobster merupakan masa depan pangan internasional.

“NTT dianugerahi hasil laut yang melimpah. Kekayaan yang harus kita jaga dan manfaatkan untuk kemakmuran masyarakat,” jelas Andriko.

Kata dia, ada beberapa faktor yang membuat harga lobster mahal di Indonesia, di antaranya waktu lama untuk budi daya lobster, pakan sampai biaya operasional, perawatan dan metode budidaya. Sementara itu di Desa Matasio, Kecamatan Rote Timur, Andriko mengimbau agar masyarakat setempat yang juga mayoritas berprofesi sebagai petani agar memaksimalkan lahan yang tersedia.

Selain itu, Andriko juga berdiskusi bersama para petani setempat terkait beberapa kendala yang dialami dan juga meminta untuk diusulkan proposal terkait berbagai kebutuhan, mulai dari pengadaan benih, pupuk hingga alat pertanian agar dapat meningkatkan hasil produksi pertanian.

Dia menegaskan pemerintah pasti akan membantu usulan yang diajukan para petani mendukung aktivitas pertanian. Apalagi, program makan bergizi gratis (MBG) membutuhkan sumber daya pangan yang banyak.

“Kita harapkan supply chain-nya berasal dari kita sendiri,” kata dia.

Penulis : Fais
Editor : Mukhlis

Exit mobile version