Mengubah Sampah Plastik Jadi Solar: Kolaborasi Inovatif Desa Sibang Kaja dan Get Plastic

Kolaborasi antara Pemerintah Desa Sibang Kaja dan Komunitas Get Plastic di Bali berhasil mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar ramah lingkungan melalui teknologi pirolisis. Inisiatif ini tidak hanya mengurangi sampah plastik, tetapi juga mendukung ekonomi petani lokal dan menciptakan solusi berkelanjutan bagi masalah lingkungan.
Demo Alat Pengolah Plastik menjadi Solar. Sumber: Dokumentasi Dimas.
Demo Alat Pengolah Plastik menjadi Solar. Sumber: Dokumentasi Dimas.

Kolomdesa.com, BadungPlastik merupakan salah satu jenis sampah yang paling sulit terurai, membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk terdekomposisi secara alami. Hal ini membuat sampah plastik menjadi ancaman serius bagi lingkungan.

Namun, di Desa Sibang Kaja, Badung, Bali, sebuah komunitas bernama Get Plastic berhasil menemukan cara revolusioner untuk mengatasi masalah ini dengan mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar ramah lingkungan, seperti solar dan bensin.

Teknologi Pirolisis: Solusi Ramah Lingkungan

Di bawah kepemimpinan Dimas Bagus Wijanarko, Get Plastic menciptakan teknologi berbasis pirolisis, sebuah metode pemanasan dalam kondisi kedap udara yang mampu mengembalikan plastik ke bentuk dasarnya, yaitu minyak bumi. Mesin pirolisis yang dikembangkan mampu mengolah 1 kilogram plastik menjadi 1 liter bahan bakar, seperti solar dan bensin, hanya dalam waktu beberapa jam.

Menurut Dimas, proses ini menggunakan metode destilasi kering, di mana plastik dipanaskan hingga suhu tinggi tanpa adanya pembakaran langsung. Uap yang dihasilkan kemudian dikondensasi menjadi cairan, menghasilkan 80% solar, 10% bensin, dan residu karbon hitam minimal. Mesin pirolisis yang mereka gunakan juga telah melalui beberapa prototipe, dengan kapasitas mencapai 100 kilogram plastik dalam satu kali pemrosesan.

Mengubah Sampah Plastik Jadi Solar: Kolaborasi Inovatif Desa Sibang Kaja dan Get Plastic

Get Plastic Learning Center. Sumber: Dokumentasi Dimas

Dampak Positif bagi Masyarakat dan Lingkungan

Bahan bakar yang dihasilkan komunitas ini tidak hanya digunakan untuk operasional mereka, tetapi juga diberikan secara gratis kepada petani lokal. Solar berbahan dasar plastik ini telah dimanfaatkan untuk menggerakkan mesin perontok gabah (power thresher) dan alat mesin pertanian lainnya, meningkatkan efisiensi sekaligus mendukung keberlanjutan ekonomi lokal.

“Kami sangat mendukung Komunitas Get Plastic yang mampu mengolah sampah plastik menjadi solar yang bermanfaat. Ini tidak hanya mengurangi limbah plastik, tetapi juga melestarikan lingkungan,” ujar Ni Nyoman Rai Sudani, Kepala Desa Sibang Kaja kepada Kolomdesa, Kamis, (23/01).

Selain itu, dampak lingkungan dari teknologi ini sangat signifikan. Dengan mengolah plastik menjadi bahan bakar, komunitas ini membantu mengurangi pencemaran tanah dan air serta menekan emisi karbon yang biasanya dihasilkan dari metode pembakaran terbuka.

Inspirasi dan Edukasi Melalui Media Sosial

Sejak didirikan pada 2013, Get Plastic tidak hanya fokus pada pengolahan limbah plastik, tetapi juga aktif mempublikasikan kegiatannya melalui media sosial. Dengan jumlah pengikut mencapai 124 ribu, komunitas ini secara konsisten mensosialisasikan pentingnya pengelolaan sampah plastik dan mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan.

“Inovasi ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain untuk mengelola limbah plastik dengan cara yang lebih bijak,” tambah Rai Sudani.

Awal Mula dan Perjalanan Inovasi

Lahir dari keprihatinan terhadap dampak buruk sampah plastik, Dimas bersama sejumlah anak muda lokal mulai mengembangkan mesin pirolisis melalui berbagai uji coba. Berkat kerja keras dan dedikasi mereka, teknologi ini kini telah diperkenalkan ke berbagai komunitas pegiat lingkungan di sejumlah daerah.

Dimas menuturkan, mesin ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi limbah plastik, tetapi juga untuk menciptakan energi terbarukan. “Dengan teknologi ini, kami ingin memberikan solusi yang tidak hanya bermanfaat secara ekonomi, tetapi juga membantu mengatasi masalah lingkungan yang semakin mendesak,” jelasnya.

Mengubah Sampah Plastik Jadi Solar: Kolaborasi Inovatif Desa Sibang Kaja dan Get Plastic

Klasifikasi Sampah Plastik. Sumber: Dokumentasi Dimas

Proses Pengolahan Sampah Plastik

Proses pengolahan dimulai dengan memilah plastik yang akan diolah, seperti kantong kresek dan kemasan makanan. Plastik dimasukkan ke dalam tabung reaktor mesin pirolisis, yang kemudian dipanaskan hingga suhu 250 derajat Celsius. Uap hasil pemanasan dialirkan melalui pipa gas dan dikondensasi menjadi cairan.

Solar menjadi hasil utama dari proses ini, diikuti dengan bensin dan gas propilen yang sudah difilter. Teknologi pirolisis yang dikembangkan komunitas ini menghasilkan residu minimal, hanya 5-8 persen, menjadikannya solusi yang sangat ramah lingkungan.

Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan

Keberhasilan Get Plastic di Desa Sibang Kaja membuka peluang besar untuk diterapkan di wilayah lain. Inovasi ini tidak hanya membantu mengurangi limbah plastik yang mencemari lingkungan, tetapi juga menciptakan sumber energi alternatif yang mendukung kebutuhan lokal.

Dengan komitmen untuk terus mensosialisasikan teknologi ini, Get Plastic membuktikan bahwa limbah plastik yang selama ini dianggap tidak bernilai dapat menjadi sumber daya yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Inovasi ini bukan hanya solusi, tetapi juga inspirasi untuk menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Inovasi Lainnya