Site icon Kolom Desa

Imbas El Nino, Sawah di 13 Desa Alami Kekeringan

BANDUNG BARAT – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat mencatat lahan persawahan di 13 desa mengalami kekeringan imbas dari fenomena El Nino atau kemarau panjang. Lahan persawahan di 13 desa tersebut berada di empat kecamatan yakni Cililin, Sindangkerta, Cihampelas, dan Batujajar.

 

“Total lahan persawahan yang mengalami kekeringan sejauh ini ada 178 hektare,” kata Kepala DKPP Kabupaten Bandung Barat, Lukmanul Hakim, Jum’at (11/8/2023).

 

Hakim menjelaskan, dari sisi sebaran lahan persawahan di Batujajar tercatat sebagai kecamatan mengalami kekeringan terluas dengan luas 113 hektare. Disusul Cililin seluas 33 hektare, Sindangkerta seluas 22 hektare, dan Cihampelas seluas 13 hektare.

 

“Jumlah ini mungkin bisa terus bertambah karena BMKG memprediksi fenomena EL Nino  akan berlangsung sampai akhir tahun,” ujarnya.

 

Dengan kejadian kekeringan ini, kata Hakim, produksi padi dipastikan mengalami penurunan termasuk di Kecamatan Batujajar yang dikenal memiliki lahan pertanian padi produktif yang cukup luas. Bahkan Desa Cangkorah, Kecamatan Batujajar, menjadi desa yang mengalami kekeringan persawahan paling luas bukan saja satu kecamatan tetapi juga satu kabupaten.

 

“Dengan luas kekeringan persawahan mencapai 40 hektare,” kata Hakim.

 

Hakim menyebut bahwa pihaknya menyiapkan dua skema dalam mengatasi kondisi tersebut. Pertama, bagi para petani pemerintah menyiapkan insentif. Kedua, untuk lahan kering, pemerintah mengupayakan dukungan infrastruktur sumur bor dan mesin sedot air yang juga sebagai langkah jangka panjang.

 

“Untuk pemberian insentif memang sifatnya hanya sementara (saat kekeringan). Jangka panjangnya kami buat dukungan infrastruktur sumur bor dan mesin sedot air dari sungai Citarum,” jelasnya.

 

Ia juga meminta petani di wilayah Bandung Barat dengan potensi kekeringan ini, bisa adaptif memanfaatkan lahan. Seperti memulai budidaya tanaman yang membutuhkan sedikit air.

 

“Kami pun meminta para petani untuk melakukan budi daya tanaman sesuai iklim dan kondisi setempat. Beberapa di antaranya dengan melaksanakan pemilihan varietas benih tahan OPT dan toleran kekeringan,” tandasnya

 

Penulis: Habib

Editor: Rizal Kurniawan

Exit mobile version