Site icon Kolom Desa

Desa Kertawangi Jadi Pusat Studi Desa Lain

Kepala Desa Kertawangi, Yanto Bin Surya atau sering disapa Steve Ewon saat menerima kunjungan Kepala Desa dari kabupaten Lombok Tengah. Sumber: Hasanah.id

Kepala Desa Kertawangi, Yanto Bin Surya atau sering disapa Steve Ewon saat menerima kunjungan Kepala Desa dari kabupaten Lombok Tengah. Sumber: Hasanah.id

Kolomdesa.com, Lombok Tengah – Desa Kertawangi kembali menjadi referensi studi desa-desa yang ada di Nusantara. Kali ini, sedikitnya ada enam kepala desa yang mewakili Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah datang mengunjungi Desa Kertawangi untuk berdiskusi bersama bertukar pikiran dalam upaya membangun potensi masyarakat desa.

“Apresiasi tinggi kepada senior, Kepala Desa dari Kabupaten Lombok Tengah yang telah datang ke desa kami, sejatinya Kabupaten Lombok Tengah memiliki Destinasi wisata yang mendunia, justru secara pribadi banyak hal yang bisa diambil sisi positifnya pada saat saya berkunjung ke Lombok beberapa tahun lalu,” kata Kepala Desa Kertawangi, Yanto Bin Surya atau sering disapa Steve Ewon, Selasa(4/6/2024).

Kabupaten Lombok Tengah lanjut Steve Ewon, memiliki destinasi dan atraksi wisata yang luar biasa baik budaya maupun alamnya. Hal ini tentunya menjadi sumber pendapatan desa yang diandalkan.

“Banyak pengalaman dan pelajaran yang didapat saat berkunjung ke Lombok Tengah, disana justru saya adopsi di Desa Kertawangi dengan sedikit tambahan inovasi yang membuat lain dari yang lain. Pertama saat menjadi Kepala Desa, saya bersama RT dan RW justru lebih mengendepankan aspek lingkungan seperti persoalan sampah akibat dari aktivitas pariwisata yang ada di desa kami,” imbuh aktivis lingkungan hidup ini.

Kampung Kurang Sampah menjadi program bahkan jargon kampanye atau gerakan moral yang terus digaungkan dalam upaya menjaga kebersihan di desanya.

“Pertama saya mengajak masyarakat Desa Kertawangi untuk membangun kesadaran pentingnya bertanggung jawab terhadap sampah di masing-masing individu. Hal ini Alhamdulillah berhasil mengedukasi masyarakat sehingga sampah di desa kami bisa dikendalikan artinya Desa Kertawangi tidak memberikan sumbangan sampah ke TPA,” tegas Steve Ewon.

Seiring keberhasilan Kampung Kurang Sampah, inovasi terus dilakukan dengan membuat terobosan baru yaitu program Desa Wisata yang bernama Big Farmer. Big Farmer kata Steve Ewon merupakan program pemberdayaan masyarakat dalam upaya meningkatkan perekonomiannya melalui gagasan edukasi wisata dengan melibatkan petani dan peternak yang ada di Desa Kertawangi.

“Big Farmer atau Petani Besar menjadi jargon Desa Wisata yang kami buat dengan melibatkan masyarakat, Petani dan peternak sebagai objek yang akan menjadi pemandu para wisatawan melalui konsep edukasi wisata. Dan alhamdulillah Big Farmer tidak menggunakan anggaran desa tetapi maju dan berkembang melalui swadaya masyarakat itu sendiri sehingga otomatis PADes kita pun meningkat,” jelasnya.

Menurutnya meskipun swadaya masyarakat, perlahan Big Farmer membuka diri dan berkembang melalui digitalisasi seirama perkembangan jaman.

“Kami sudah mulai menjual atraksi wisata Big Farmer baik destinasi maupun kuliner bahkan home stay masyarakat melalui aplikasi agar mampu mengimbangi kemajuan teknologi informasi, satu hal yang harus diperhatikan saat kami mengajak masyarakat yaitu melalui intervensi. Adapun Intervensi yang dimaksud yaitu memberikan contoh dan itu sangat efektif,” ujar Steve Ewon.

Sementara itu, Kepala Desa Selebung, Kecamatan Batukliang Agus Kusumahadi menyebutkan jika pihaknya datang ke Desa Kertawangi dalam rangka bertukar pikiran dan diskusi bagaimana Desa Kertawangi mampu menggerakkan potensi masyarakatnya.

“Luar biasa sekali, memang Desa Kertawangi berbeda, kami mengucapkan terima kasih atas masukannya juga inovasi-inovasi yang ada di disini berjalan dengan baik, mudah-mudahan bisa kami aplikasikan di desa kami semua,” ujar Agus.

Menurutnya, banyak hal yang bisa diambil dari Desa Kertawangi, seperti bagaimana antusias masyarakat dalam mewujudkan Big Farmer sebagai salah satu cara meningkatkan perekonomian yang dibuktikan melalui pembangunan swadayanya.

“Luar biasa, akses jalan menuju destinasi hasil swadaya masyarakat memang dibuktikan disini dan kita lihat masyarakatnya benar-benar beruntung dengan adanya program Big Farmer,” tutupnya

.

Penulis : Fais

Editor : Habib

Exit mobile version