Site icon Kolom Desa

5 Warga Ambon Meninggal Akibat Gigitan Anjing Rabies

Ilustrasi Anjing Rabies. Sumber foto: Istock

Ilustrasi Anjing Rabies. Sumber foto: Istock

AMBON, – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ambon merilis bahwa selama Januari hingga Juni 2023 terdapat 448 kasus gigitan anjing rabies. Adapun sebanyak lima warga daerah tersebut dinyatakan meninggal dunia.

 

“Kasus gigitan anjing rabies mencapai 448 kasus dan lima diantaranya meninggal dunia,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy, Rabu (5/7/2023).

 

Wendy menuturkan, korban gigitan anjing rabies telah menerima vaksinasi antitetanus dan vaksin antirabies (VAR) bagi manusia dari Puskesmas setempat. Pihaknya mengimbau warga yang mengalami gigitan anjing segera melapor ke Puskesmas terdekat agar segera ditangani.

 

Ia menjelaskan, tahapan yang harus dilakukan warga yang terkena gigitan anjing rabies adalah membersihkan bekas gigitan dengan air sabun mengalir. Selanjutnya memelihara hewan yang menggigit dalam waktu beberapa hari. Memelihara hewan dimaksudkan untuk mengetahui hewan tersebut terjangkit rabies atau tidak.

 

“Jika hewan dalam waktu tiga hari mati, warga yang terkena gigitan harus segera mendapat suntikan rabies,” ujarnya.

 

Wendy menambahkan, saat ini stok vaksin rabies di Kota Ambon mencukupi, sehingga dilakukan pelacakan kepada korban gigitan hewan rabies agar tidak ada warga yang meninggal dunia karena kasus ini.

 

Setiap orang yang terkena gigitan anjing harus mendapat vaksinasi sebanyak empat kali suntikan. Vaksinasi gratis disiapkan untuk masyarakat kurang mampu, sedangkan golongan mampu Rp300 ribu per dosis.

 

“Kasus rabies bukan hanya tugas petugas kesehatan, tetapi seluruh pihak agar Kota Ambon bebas dari rabies. Kita berharap masyarakat juga memahami, sehingga tidak timbul kasus baru lagi,” katanya.

 

Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk dapat mengantisipasi penularan rabies dengan memperhatikan perilaku anjing peliharaan. Ia menyarankan agar anjing peliharaan dikandangkan dan jangan biarkan berkeliaran.

 

“Jika ada perubahan perilaku anjing seperti menjadi lebih agresif atau yang biasanya aktif tapi kemudian jadi pendiam dan terlihat sakit, itu perlu diwaspadai,” tandasnya.

 

Penulis: Habib

Editor: Rizal Kurniawan

Exit mobile version