Kolomdesa.com, Timor Tengah Selatan – Terjadi bencana longsor yang mengakibatkan ruas jalan Timor Raya, pada kilometre 142, Desa Sopo, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten TTS, NTT, telah di sampaikan kepada Pemerintah Pusat, Selasa (25/2/2025).
Kondisi yang terjadi di lapangan telah di laporkan oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur (BPJN NTT) kepada Kementerian Pekerjaan Umum RI di Jakarta.
“Tim Kami telah mengambil data secara spesifik. Baik itu topografi, konstruksi maupun kebutuhan dana yang selanjutnya dilaporkan kepada Bapak Menteri Pekerjaan Umum di Jakarta,” kata Kepala BPJN NTT Agustinus Junianto, Rabu (26/2/2025) malam.
Junto menyampaikan tentang langkah penanganan permanen, bahwa dia masih berkordinasi dengan Pemerintah Pusat, dikarenakan efisiensi anggaran APBN saat ini pasti berdampak terhadap pemeliharaan sejumlah ruas jalan negara di NTT.
“Soal penanganan permanen, kami sudah melakukan pendataan, dan perencanaan jenis dan konstruksi apa yang akan dipasang untuk dilaporkan ke kementerian PU karena ini berkaitan dengan dana karena efisiensi anggaran,” jelas Junto.
Ia juga menyampaikan berapa besar kebutuhan dana dari Pemerintah Pusat dalam menangani jalan longsor tersebut.
Tidak hanya itu, BPJN NTT menanggapi hal tersebut sekaligus bergerak cepat dalam mengatasi dampak longsor. Di sisi lain ia menerjunkan petugas dan alat berat ke lokasi longsor, guna mengamankan arus lalu lintas dari Kabupaten TTS ke Kabupaten TTU. Atau sebaliknya.
“Kami fokus penanganan sementara, tindakan emergency sehinggi jangan sampai menggangu arus transportasi. Jangan sampai arus lalu lintas terputus,” ungkap Junto.
Katanya, BPJN NTT harus memastikan keamanan dan kelancaran akses jalan nasional di wilayah Pulau Timor tidak mengganggu pergerakan masyarakat sehari-hari pascalongsor.
“Petugas kami standby di sana bersama Dinas PUPR TTS, kepolisian, dan masyarakat. Teman-teman PPK sudah cek peralatan dan sudah di bawa ke lokasi. Semoga semuanya berjalan lancar,” bebernya.
Junto menyampaikan data yang ada di lapangan terkait ruas jalan di lokasi yang terdampak longsor, dan pernah dikerjakan tahun 2000, sehingga BPJN NTT sedang menyiapkan telaahan model/disign penanganan lebih lanjut jika disetujui Pusat.
“Cukup kuat juga (konstruksi ruas jalan Sopo) ternyata. Sudah bertahan sampai 20 tahun lebih. Apalagi, diketahui bahwa Kali kecil di bawah Jalan masih hidup,” ungkapnya.
Di kabarkan pada saat di lokasai, bahwa kali yang di maksud adalah kali Naefatu yang membelah wiliyah wilayah Amanuban Tengah mulai dari Ki’e hingga Sopo. Sehingga kali kecil itu dibendung saat bencana banjir bandang dan longsor besar di Pulau Timor tahun 2000. Termasuk di ruas jalan Desa Sopo.
Sementara itu, BPJN NTT bersama Dinas PUPR TTS, TNI, Polri dan masyarakat Desa Sopo telah membuka jalan darurat menggunakan badan jalan yang masih normal.
Maka dari itu, arus lalu lintas berangsur normal, walaupun jalan darurat tampak berlumpur, dan licin. Masyarakat dan pengendara sangat berhati-hati sangat melintas.
“Sampai sore tadi (kemarin), kami sudah melakukan penanganan yang sifatnya sementara terhadap jalan yang rusak akibat longsor. Kami service dengan material sertu. Kami dibantu aparat TNI, Polri, pemerintah setempat, dan masyarakat Desa Sopo sudah bangun jalan darurat,” katanya.
Himbauan bagi masyrakat pengguna jalan yang melintas agar berhati-hati saat bepergian di musim hujan, karena empat titik kritis lokasi longsor di sepanjang jalan negara rute Kupang-Timor Leste yang rawan.
“Ada titik yang paling kritis yakni di ruas Niki-Niki-Noelmuti itu tepatnya di 142,600 km, 143,700 km, dan 143,800 km atau kurang lebih satu kilo dari lokasi longsor sekarang. Kami sudah ambil data dan identifikasi serta dokumentasi supaya dilaporkan ke Kementerian PU di Jakarta,” ungkap dia.
Selain itu, BPJN NTT juga telah memasang police line dan rambu-rambu lalulintas di lokasi longsor dan pengaturan lalulintas buka tutup supaya mencegah kecelakaan.
“Lubang yang parah kita sudah tutup sementara dengan sertu,” tambahnya.
Penulis : Fais
Editor : Mukhlis