Site icon Kolom Desa

Program Kurikulum Coding Bakal Perkuat Desa Lebih Berdaya Saing

Pembelajaran di Desa Bulakan, kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, yang menjadi proyek percontohan untuk merealisasikan desa cerdas berbasis teknologi. Sumber foto : Antara

Pembelajaran di Desa Bulakan, kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, yang menjadi proyek percontohan untuk merealisasikan desa cerdas berbasis teknologi. Sumber foto : Antara

Kolomdesa.com, Pemalang – Program Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, tentang pengajaran pemrograman (coding) masuk ke dalam kurikulum tingkat dasar dan menengah, mendapatkan dukungan penuh dari Desa Siber Indonesia (DSI).

Pendiri Desa Siber Indonesia, Bangkit Kukuh mengatakan bahwa program itu harus sejalan dengan visi besar DSI dalam membangun desa yang cerdas, mandiri dan berdaya saing.

“Ini bukan sekadar memperkenalkan coding sebagai keterampilan baru, tetapi juga membangun fondasi teknologi di desa yang mampu memberdayakan masyarakat dan mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045,” ujar Bangkit, Senin (13/1/2025).

Salah satu pendiri DSI, Andri Johandri, yang juga menjadikan Desa Bulakan, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, sebagai proyek percontohan untuk merealisasikan desa cerdas berbasis teknologi.

Tidak hanya sebagai percontohan, menurut dia, Desa Bulakan juga akan menjadi model penerapan teknologi secara menyeluruh, demi mencakup pengembangan infrastruktur digital, pelatihan keterampilan teknologi, serta penciptaan ekosistem inovasi yang inklusif dan berkelanjutan, sehingga pengajaran coding di tingkat SD dan SMP merupakan inisiatif strategis yang akan mencetak generasi muda yang unggul dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Jika India bisa melahirkan jutaan tenaga ahli teknologi, Indonesia juga pasti bisa, bahkan lebih baik. Desa-desa kita memiliki potensi besar untuk menjadi bagian dari kekuatan teknologi nasional,” katanya.

Program Desa Siber Indonesia tidak hanya fokus pada pendidikan teknologi, tetapi juga digitalisasi layanan publik di tingkat desa. Sehingga teknologi akan diintegrasikan untuk meningkatkan efisiensi masyarakat, seperti melalui aplikasi berbasis teknologi untuk pengelolaan hasil pertanian, promosi wisata lokal, hingga administrasi desa.

“Ini bukan hanya soal teknologi, tapi soal keberdayaan. Kami ingin menunjukkan bahwa revolusi digital bisa dimulai dari desa-desa kecil,” katanya.

Harapannya, maka program tersebut akan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di seluruh Indonesia untuk mengadopsi teknologi sebagai pilar pembangunan.

“Dengan semangat gotong royong, kami percaya desa-desa bisa menjadi ujung tombak perubahan. Ini adalah langkah nyata yang tidak hanya mengubah wajah desa, tapi juga memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional di era digital,” katanya.

Andri Johandri juga mengatakan bahwa pihaknya telah mulai memberikan pelatihan coding kepada anak-anak di Desa Bulakan sebagai langkah awal untuk mempersiapkan mereka menghadapi era digital.

“Kami sudah bergerak memberikan pelatihan coding dasar kepada anak-anak di Desa Bulakan. Antusiasme mereka sangat luar biasa. Ini menunjukkan bahwa anak-anak desa memiliki potensi besar untuk menguasai teknologi jika diberikan akses dan bimbingan yang tepat,” katanya.

Kata dia bahwa program tersebut adalah upaya untuk menjembatani kesenjangan teknologi di desa.

“Kami ingin anak-anak desa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar teknologi seperti anak-anak di perkotaan. Jika mereka memiliki akses yang memadai, bukan tidak mungkin mereka bisa bersaing secara global,” katanya.

Andri juga menyoroti pentingnya membekali generasi muda dengan keterampilan digital seperti pemrograman, kecerdasan buatan (AI), dan “machine learning”.

“Dengan kemampuan ini, anak-anak desa tidak hanya akan menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta solusi yang inovatif bagi masyarakat mereka sendiri,” pungkasnya.

Penulis : Fais
Edior : Danu

Exit mobile version