Kolomdesa.com, Denpasar – Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar mendorong agar desa dan kelurahan yang ada di wilayahnya dapat memaksimalkan pengelolaan sampah di sumber.
Hal ini bertujuan untuk menyikapi wacana penutupan TPA Suwung pada 2026, mengingat Denpasar sendiri hanya memiliki TPA Suwung.
“Kami mendukung kebijakan (Pemerintah) Provinsi Bali agar penanganan sampah dilakukan dengan waste to energy. Artinya, sampahnya diselesaikan di hilir. Mudah-mudahan ini cepat realisasi sehingga harapan penutupannya (TPA Suwung) itu dia sudah jalan,” kata Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Selasa (7/1/2025).
Ia menjelaskan, saat ini Denpasar memiliki mesin gibrig di 23 TPS3R dengan total sampah yang dapat diolah sebanyak 170 ton per hari. Sementara volume sampah di Denpasar selama ini mencapai 1.000 ton per hari.
Ke depan, Pemkot Denpasar juga bakal memaksimalkan 3 TPST untuk mengatasi persoalan sampah di Denpasar.
“Mudah-mudahan kami segera tender 3 TPST ini, dan kami bisa mengurangi 300 ton sampah saja lah. Berarti kan kami bisa (kurangi) 500 ton sampah di hulu. Itu komitmen kami,” ungkapnya.
Jaya Negara menerangkan saat ini tengah menyusun kajian terkait tender di 3 TPST. Tujuannya, untuk dapat melakukan pengolahan sampah secara maksimal per harinya.
Di sisi lain, Jaya Negara menyebut pemilahan sampah yang dilakukan masyarakat selama ini turut membuat berkurangnya volume sampah yang dikirim ke TPS3R. Ia juga mendorong masyarakat untuk membuat teba modern sebagai upaya untuk mengatasi persoalan sampah.
Penulis: Hafidus Syamsi
Editor: Danu