Kolom Desa

Desa Wisata Danau Diateh, Suguhkan Nuansa Negeri Dingin Tanpa Salju

Desa Wisata Danau Diateh (di atas) Alahan Panjang, Kabupaten Solok, menyuguhkan pemandangan alam yang sangat memukau. Sumber: Dok. Jadesata Kemenparekraf

Kolomdesa.com, SolokDesa Wisata Danau Diateh, yang terletak di Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, dikenal sebagai “Negeri Dingin Tanpa Salju” karena suhu rata-rata di sekitar danau hanya sekitar 18°C setiap harinya. Desa ini terletak di kawasan perbukitan dengan ketinggian sekitar 1.500 meter dari permukaan laut, menjadikannya tempat yang ideal untuk wisatawan yang mencari udara sejuk dan pemandangan alam yang memukau.

“Desa Wisata Alahan Panjang juga memiliki udara yang sejuk dan suhunya dingin, sehingga sering disebut dengan Nagari (Desa) Dingin Tanpa Salju,” ucap Ketua Pengelola Desa Wisata Alahan Panjang, Vega Denia Surya, Senin (25/11/2024).

Danau Diateh memiliki luas mencapai 12,3 km dan berada pada ketinggian 1500 meter dari permukaan laut (mdpl). Dengan ketinggian seperti ini, kawasan Alahan Panjang, terutama di pinggir danau diateh memiliki suhu yang sangat dingin dengan rata-rata suhu mencapai 18 derajat celcius setiap harinya. 

Danau Diateh sendiri adalah hulu dari Sungai Batanghari yang mengalir hingga ke Provinsi Jambi. Kondisi geografis di nagari yang dapat julukan swissnya Sumbar ini adalah dataran tinggi, sehingga kebanyakan masyarakatnya mencari nafkah dengan bertani. 

Hamparan alam pinggir danau diateh masih sangat hijau berkat lahan pertanian yang masih dipertahankan hingga kini. Hampir 80% kawasan Nagari Alahan Panjang, dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang dikelola oleh masyarakat setempat. 

Diantara produk pertanian yang secara rutin dihasilkan adalah tanaman hortikultura berupa sayur mayur. Salah satu komoditas utama di Alahan Panjang adalah bawang merah. 

Selain itu Alahan Panjang juga merupakan penghasil tanaman buah khas negeri dingin seperti terong pirus atau dikenal juga dengan terong Belanda serta buah markisa. Disamping tanaman pertanian, yang menjadi tanaman khas di Alahan Panjang adalah tanaman hias. 

Selain kawasan pertanian sebagian lahan di Alahan Panjang juga merupakan kawasan hunian. Sebagian bangunan kemudian difungsikan sebagai penunjang pariwisata berupa homestay, pondok wisata, villa, glamping hingga yang bertipe hotel. 

“Dalam hal ekonomi kreatif (ekraf), hari ini selain dari kuliner, kami juga memiliki kriya perajin kayu. Hal ini dapat dilihat dari bangunan-bangunan dan villa yang ada di Desa Wisata Alahan Panjang ini,” jelasnya.

Desa Wisata Danau Diateh, Suguhkan Nuansa Negeri Dingin Tanpa Salju
Di balik alamnya yang asri dan hawa sejuk dan udara yang dingin, danau kembar ini ternyata punya kisah legenda. Sumber: Dok. Jadesta Kemenparekraf

Keindahan Wisata Alam yang Sarat Nilai Sejarah

Di balik alamnya yang asri dan hawa sejuk dan udara yang dingin, danau kembar ini ternyata punya kisah legenda. Konon, ada seorang niniak (orang yang sudah tua) yang bernama Angku Gadang Bahan yang kerjanya adalah maarik kayu (membuat papan/tonggak). 

Pada saat akan berangkat ke hutan, di tengah hutan tempat dia bisa lewat tertutup. Niniak ini kaget, kenapa ada makhluk yang menghambat jalannya. 

Niniak berusaha untuk mengusirnya tapi makhluk ini tidak bergeming, malah balik menyerang. Ternyata makhluk ini adalah seekor naga.

Terjadilah perkelahian antara naga dan Angku Gadang Bahan. Naga melakukan penyerangan, Angku Gadang Bahan tidak tinggal diam. 

Akhirnya Naga bertekuk lutut dan menyerah. Naga kehabisan darah karena sabetan beliung Niniak Gadang Bahan. 

Kepala Naga Nyaris putus, darah mengalir dengan deras. Angku Gadang Bahan menarik naga itu dan melempar dengan sekuat tenaga dan sampai ke sebuah lembah yang kini menjadi danau. 

Bangkai ular naga raksasa yang dibantai oleh Angku Gadang Bahan inilah yang membentuk angka delapan tertimbun tanah, tergenanglah air hingga membentuk dua danau besar. Dari legenda itu pulalah nama dua daerah di mana danau ini berada berasal. 

Nama Kecamatan Lembah Gumanti berasal dari singkatan lembah nago nan mati. Yang kedua adalah sebuah daerah bernama Aia Sirah (Air Merah), daerah ini terkenal dengan airnya yang merah. Konon itu adalah darah yang terus keluar dari kepala naga. 

Kolaborasi dalam Pengelolaan Desa Wisata Danau Diateh

Desa Wisata Danau Diateh Alahan Panjang dikelola oleh 4 Kelompok Sadar Wisata dan didukung penuh pemerintahan nagari dengan potensi yang beragam. Adapun Pokdarwis tersebut adalah Pokdarwis Danau diateh Alahan Panjang, Pokdarwis Taluak Dalam, Pokdarwis Kabun Taluak Aia Dingin, dan Pokdarwis Salingka Usak yang disatukan dalam struktur organisasi Pengelola Desa Wisata Alahan Panjang yang dikeluarkan oleh Wali Nagari Alahan Panjang. 

Pengelola Desa Wisata Danau Diateh Alahan Panjang juga terdiri dari sejumlah Kelompok Tani, UMKM dan tokoh tokoh masyarakat Nagari Alahan Panjang. Desa Wisata Danau Diateh Alahan Panjang didukung oleh pentahelix pariwisata diantara lain dari dunia usaha seperti Hotel Green Hill, Villa dan Hotel Kayu Putih, Sanak Tour, Xiara Tour, Malenjang Holiday dan banyak lainnya. 

Dari sisi akademisi/ Perguruan Tinggi ada Universitas Islam Negeri Imam Bonjol, Universitas Taman Siswa, Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang dan Institut Seni Indonesia Padang Panjang. Desa Wisata Danau Diateh Alahan Panjang juga terdapat beberapa Komunitas yang sering mengadakan event tahunan untuk memeriahkan acara di desa wisata, komunitas komunitas tersebut diantaranya ada Alahan Panjang Bersepeda (ABC), Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), komunitas motor trabas (ALPATRAC).

“Desa Wisata Danau Diateh dikelola oleh beberapa Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang berkoordinasi dengan pemerintahan nagari. Dukungan pentahelix dari berbagai pihak seperti universitas, komunitas lokal, dan dunia usaha turut memperkuat pengelolaan desa wisata ini,” tuturnya. 

Terkait dengan pariwisata berkelanjutan, Desa Wisata Danau Diateh sudah dimulai melakukannya secara bertahap. Pemerintah nagari melalui Badan Usaha Milik Nagari (BUMNAG) bekerjasama dengan pengelola desa wisata dalam pengembangan pariwisata edukasi pengelolaan sampah organik menjadi kompos. 

Begitu juga dengan penggiat lingkungan yang ada di Desa Wisata telah mengikuti pelatihan pengolahan sampah anorganik menjadi produk daur ulang seperti ecobrick. Kerjasama lainnya adalah pengelolaan peralatan camping, dimana pengelola desa wisata memanfaatkan penanaman modal BUMNAG sebagai salah satu unit usaha.

“Harapan kita nantinya, setelah ini kita bersama-bersama dapat senantiasa bertekad untuk menjadi lebih baik lagi,” ungkapnya.

Pasar wisata tradisional ini terletak di pinggir Danau Diateh tepatnya di Jorong Usak Nagari Alahan Panjang. Sumber: Dok. Jadesta Kemenparekraf

Suguhkan Wisata Kuliner dengan Kearifan Lokal

Selain dari daya tarik alam, di desa itu juga menyuguhkan daya tarik wisata buatan seperti pasar wisata tradisional Balai Sawah Tangah. Wisata ini dibangun dengan mengusung tema kearifan lokal dengan mengkolaborasikan konsep makanan tradisional, peran perempuan dan tradisi budaya.

Pasar wisata tradisional ini terletak di pinggir Danau Diateh tepatnya di Jorong Usak Nagari Alahan Panjang. Ciri khas dari pasar ini adalah dari pakaian yang dikenakan para pedagang yang merupakan pakaian tradisional atau biasa disebut baju saisuak (baju jaman dulu).

Vega mengungkapkan bahwa keunikan dari pasar tradisional ini adalah dari cara transaksinya. Pengunjung yang ingin berbelanja di pasar tersebut, terlebih dulu harus menukarkan uangnya dengan koin khusus yang disediakan oleh pengelola.

“Untuk berbelanja di pasar ini nantinya hanya bisa menggunakan koin yang kami sediakan, untuk mendapatkan koin ini pengunjung bisa menukarkannya dengan uang tunai atau pun bisa secara cashless dengan metode scan QRIS di gerbang masuk Balai Sawah Tangah ini,” ungkapnya.

Wisata Kuliner yang dikembangkan di Desa Wisata Danau Diateh Alahan Panjang adalah Paket memasak kuliner asli Desa Wisata. Olahan kuliner yang disajikan seperti Samba Lado Kambuik, Goreng Ikan Danau diateh, Gulai Terong Pirus dan Pensi, Dodol Tomat, Kentang Goreng, Minyak Bawang, Cabe Bubuk, Pinyaram dan lain sebagainya. 

Jam Operasional, Harga Tiket dan Rute Menuju Desa Wisata Danau Diateh

Desa Wisata Danau Diateh biasanya buka dari pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB setiap harinya. Harga tiket masuk untuk wisatawan domestik adalah Rp 20.000, sedangkan untuk wisatawan mancanegara adalah Rp 50.000.

Desa ini dapat dicapai menggunakan kendaraan pribadi atau umum. Dari Kota Padang, perjalanan memakan waktu sekitar 2,5 jam menuju Alahan Panjang. 

Rute jalan berkelok dan menanjak menawarkan pemandangan yang memanjakan mata, sehingga perjalanan terasa menyenangkan. Disepanjang jalan, sudah banyak bangunan baru seperti resto, maupun penginapan yang dapat meningkatkan ekonomi dan mendukung wisata.

Alahan Panjang berada dilalui jalan lintas nasional yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jambi serta yang menghubungkan Kabupaten Solok dengan Kabupaten Solok Selatan. Selain itu Desa Wisata Danau Diateh Alahan Panjang  juga akan dihubungkan dengan jalan Bayang (Pesisir Selatan) – Alahan Panjang yang saat ini masih dalam tahap pengerjaan. 

Kualitas jalan yang menjadi penghubung ke Desa Wisata ini cukup baik dimana jarak dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) + 2,5 jam perjalanan. Jarak dari Kota Padang + 2 jam perjalanan dan dari kota Solok + 1,5 jam perjalanan.

Jumlah Pengunjung dan Omzet Desa Wisata Danau Diateh

Daya tarik wisata utama di Nagari Alahan Panjang adalah kawasan Danau Diateh. Danau ini berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat merupakan kembaran Danau Di Bawah yang berlokasi tidak jauh dari Nagari Alahan Panjang. 

Namun dibanding kembarannya itu, Danau Diateh lebih diuntungkan dari segi aksesibilitas karena berada di pinggir jalan nasional. Danau Diateh merupakan salah destinasi wisata populer di Sumatera Barat dengan angka kunjungan yang tercatat ke kawasan ini hingga 50.000 orang per tahun dan jumlahnya terus meningkat setiap tahun. 

Daya Tarik alami ini hingga kini masih tergolong sebagai danau yang lestari yang tampak pada kualitas air danau yang masih jernih dan kawasan pinggir danau yang masih hijau. Selain itu secara jelas dapat dilihat bahwa kawasan sekitar danau memiliki kontur alam yang terdiri dari kawasan perbukitan (bukit barisan), rawa dan dataran rendah.

Exit mobile version