Site icon Kolom Desa

Desa Jatirejo Kembangkan Agrowisata Petik Jambu

Punden yang dipercaya jadi tempat ditancapkannya tongkat jati hingga terbentuk Desa Jatirejo di Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar. Sumber : Dhea Putri Suseno/Radar Solo

Punden yang dipercaya jadi tempat ditancapkannya tongkat jati hingga terbentuk Desa Jatirejo di Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar. Sumber : Dhea Putri Suseno/Radar Solo

Kolomdesa.com, Karanganyar – Desa Jatirejo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, yang berada di lereng Gunung Lawu, terus memanfaatkan tanah suburnya dengan mengembangkan agrowisata.

Salah satu daya tarik utama desa ini adalah wisata petik jambu kristal dan jambu merah yang kini menjadi primadona bagi pengunjung.

“Di Desa Jatirejo, kebanyakan warga yang mempunyai ladang ditanami jambu, hampir 75 persennya. Sisanya ditanami padi, ubi-ubian dan sayuran,” ujar Sugeng Kepala Desa Jatirejo. Senin (14/10/2024).

Sugeng menjelaskan bahwa agrowisata petik jambu ini berasal dari ide kreatif salah satu warga yang memiliki lahan luas yang ditanami jambu, lalu dikembangkan menjadi destinasi wisata. Pengunjung bisa memetik jambu sepuasnya dan hanya dikenakan biaya jika membawanya pulang, namun makan di tempat tidak dipungut biaya.

“Kalau dibawa pulang diminta membayar, sementara kalau dimakan di tempat malah gratis sepuasnya,” ucapnya.

Desa Jatirejo terdiri dari empat dusun, yakni Dusun Sabrang Jugo, Jatirejo, Pondok Manduk, dan Candi. Nama Desa Jatirejo sendiri memiliki sejarah yang menarik, berasal dari pohon jati tua yang dikenal sebagai Jati Teken atau punden, yang dipercaya ditancapkan oleh nenek moyang desa.

“Desa Jatirejo itu sejarahnya berawal dari teken (tongkat) jati yang ditancapkan ke tanah dan bisa tumbuh hidup sampai sekarang. Maka dari itu, Jatirejo itu berasal dari jati (pohon jati) dan rejo (ramai),” bebernya.

Sugeng menambahkan, selain agrowisata, Desa Jatirejo juga dikenal dengan produksi sangkar burung yang sedang berkembang pesat.

Banyak anak muda desa ini yang kini menggeluti keterampilan membuat sangkar burung, yang dipasarkan hingga ke luar kota seperti Yogyakarta, Klaten, Boyolali, Pati, Demak, dan Bali.

“Sekarang anak muda disini tidak ada yang menganggur setelah adanya keterampilan pembuatan sangkar burung dan bisa membuka usaha sendiri dan dijual sampai ke luar kota” ucap sugeng.

Dengan potensi agrowisata dan industri kreatif yang terus berkembang, Desa Jatirejo semakin mengukuhkan diri sebagai desa mandiri yang berdaya saing tinggi di sektor ekonomi lokal.

Penulis : Moh. Mu’alim
Editor : Danu

Exit mobile version