Site icon Kolom Desa

Pemdes Sidoharjo Sukseskan Program Nol Persen ATS

Pemdes Sidoharjo, Kecamatan Gedeg mendampingi ATS untuk menuntaskan pendidikan di balai pertemuan desa setempat. Sumber : Pemdes Sidoharjo/radarmojokerto.

Pemdes Sidoharjo, Kecamatan Gedeg mendampingi ATS untuk menuntaskan pendidikan di balai pertemuan desa setempat. Sumber : Pemdes Sidoharjo/radarmojokerto.

Kolomdesa.com, Mojokerto – Pemerintah Desa (Pemdes) Sidoharjo, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, berkomitmen mendukung program pengentasan Anak Tidak Sekolah (ATS) dengan target nol persen pada tahun 2025.

Upaya ini sejalan dengan visi Pemdes untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara bertahap dan berkelanjutan.

”Jadi, ini dikomandoi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto untuk menjalankan kebijakan wajib belajar 13 tahun,” terang Kades Sidoharjo Purnomo. Senin (7/10/2024).

Pramono menjelaskan bahwa Desa Sidoharjo memiliki lima dusun, menjadi salah satu dari dua desa percontohan di Kabupaten Mojokerto untuk pengentasan program ATS.

Sebelum diluncurkan, program ini dimulai dengan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan berbagai pihak di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. Diskusi tersebut melibatkan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Mojokerto dan Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jatim.

”Salah satunya untuk menjelaskan dan memberikan gagasan penanganan ATS ini seperti apa saja,” jelas Purnomo.

Menurut Purnomo, penanganan anak tidak sekolah dan anak berisiko tidak sekolah merupakan perhatian utama pemerintah kabupaten. Agar program ini berjalan optimal, Pemdes bekerja sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) dalam pendataan dan sosialisasi.

”Kita libatkan BPD dan LKD untuk turut bergerak menyukseskan program ini. Di antaranya, untuk pendataan dan sosialisasi,” bebernya.

Beberapa anak berisiko tidak sekolah dihadirkan di balai pertemuan Desa Sidoharjo untuk menjalani program pendidikan tersebut. Penanganan yang berorientasi pada anak membuat program ini berjalan dengan baik.

”Beberapa anak yang awalnya tidak mau bersekolah jadi mulai kembali bersemangat mengenyam pendidikan lagi,” tukas Purnomo.

Penulis : Moh. Mu’alim
Editor : Danu

Exit mobile version