Ritual Seren Taun, Wujud Syukur Melimpahnya Panen Masyarakat Adat Kasepuhan Cisungsang

Seren Taun masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang, Sumber: Dok. Dispar Provinsi Banten
Seren Taun masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang, Sumber: Dok. Dispar Provinsi Banten

Share This Post

Kolomdesa.com, Lebak –  Ritual Seren Taun merupakan tradisi yang hingga saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat Adat Kasepuhan Cisungsang yang berada di Desa Cisungsang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Seren Taun merupakan prosesi upacara adat yang dilangsungkan setiap tahunya sebagai bentuk rasa syukur atas melimpahnya hasil panen selama satu tahun penuh.

Tradisi ini muncul karena kondisi topografi Cisungsang yang berupa pegunungan dan dataran tinggi, sehingga mayoritas warga bekerja sebagai petani dan peternak. Inilah yang menjadi latar belakang diadakannya pesta panen oleh masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang, yang dikenal dengan nama Seren Taun.

“Upacara ini sudah sejak 700 tahunan yang lalu, saat ini ketua adat adalah generasi ke empat. Seren Taun dilaksanakan di Rumah Gede Kasepuhan Cisungsang. Lokasi ini merupakan satu wilayah dengan luas tiga hektar yang juga berdiri Balai Gede, Rumah Budaya, Balai Aceh, Balai Rendangan, alun-alun dan lain-lain. Itu semua berpusat di sana,” kata Noci Henriana Hatra, Juru Wicara Kasepuhan Cisungsang saat diwawancarai oleh Kolom Desa.

Seren Taun Kasepuhan Cisungsang biasanya diadakan pada bulan Rayagung dalam kalender Sunda, bertepatan dengan selesainya panen raya atau sebelum masa tanam dimulai. Upacara ini memiliki serangkaian prosesi yang panjang dan umumnya berlangsung selama beberapa hari.

Dalam tradisi ini, masyarakat adat Cisungsang melaksanakan secara gotong royong. Selain sebagai ungkapan rasa syukur, upacara ini juga bertujuan untuk menghormati Nyi Pohaci atau Dewi Padi. Hal ini menunjukkan bahwa upacara tersebut mengandung nilai-nilai religius, budaya lokal, pengetahuan dan kesenian tradisional.

“Dalam perspektif sosial acara ini diadakan sebagai wadah silaturrahmi, bertemunya seluruh masyarakat adat pada ketuanya, sesama masyarakat adat dan silaturrahmi dengan masyarakat luar. Yang ke dua dalam perspektif adat dan budaya ini bukti kita menjaga kearifan lokal dan nilai-nilai warisan leluhur. Yang terakhir adalah perspektif ekonomi yang diharapkan memberikan dampak positif bagi masyarrakat sekitar,’’ ungkap Noci.

Pada saat pelaksanaan Seren Taun, komunitas Kasepuhan Cisungsang berkumpul dengan membawa beragam makanan dan hasil panen ke Rumah Gede. Warga bersama-sama menjalankan sejumlah ritual, salah satunya adalah Nyisri, yaitu pembacaan mantra.

Seren Taun Kasepuhan Cisungsang telah ditetapkan menjadi salah satu dari 110 Karisma Event Nusantara (KEN), sebuah program strategis dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia. Selain Seren Taun Kasepuhan Cisungsang, Seba Baduy dan Festival Multatuli juga berhasil terpilih sebagai acara unggulan yang masuk dalam KEN pada tahun ini.

Ritual Seren Taun, Wujud Syukur Melimpahnya Panen Masyarakat Adat Kasepuhan Cisungsang
Seren Taun masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang, Sumber: Dok. Kemenparekraf RI

Rangkaian Upacara Adat Seren Taun

Perlu diketahui, Seren Taun Cisungsang adalah salah satu festival terbesar yang dilaksanakan setahun sekali oleh kasepuhan di Provinsi Banten. Tradisi ini terakhir dilaksanakan secara meriah pada 23 sampai 30 September 2024 lalu.

“Rangkaian tersebut secara konsep ada dua event, yaitu acara inti dan suport event. Acara initi adalah ritual adat yang sifatnya baku yang dilaksanakan hingga saat ini, sedangkan suport event bisa bertambah maupun berkurang dalam tiap takhunya,” kata Noci.

Seren Taun adalah tradisi adat yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Kasepuhan Cisungsang. Acara ini dimulai dengan prosesi Rasul Pare di Leuit, yaitu kegiatan menyimpan padi di lumbung sebagai cadangan bahan pangan untuk beberapa tahun mendatang.

Berikutnya, prosesi Salamat Beberes Ngueh dilakukan sebagai bentuk syukuran atas selesainya pembuatan kue untuk acara utama. Setelah itu, diadakan ritual Bubuka yang menampilkan seni khas Sunda, termasuk berbalas pantun tradisional.

Kemudian, terdapat prosesi Balik Taun Rendangan, yang juga dikenal sebagai Carita Balik Taun. Kegiatan ini adalah pertemuan para ketua kelompok masyarakat adat (Rendangan) dengan ketua adat (Abah) di Imah Gede, rumah ketua adat, untuk memberikan laporan.

Setelah itu, terdapat prosesi Ngareremokeun, yang merupakan ritual persembahan untuk menghibur Nyi Pohaci, dewi yang dihormati oleh masyarakat Cisungsang. Prosesi ini dilakukan oleh pria dan wanita yang sudah lanjut usia, dengan melantunkan pujian tentang arti kehidupan sambil berbaris.

Terakhir, upacara adat Seren Taun ditutup dengan menempatkan padi ke dalam lumbung sebagai tanda dimulainya siklus bercocok tanam. Selain upacara inti, acara ini juga diramaikan oleh 19 kegiatan pendukung lainnya.

Berbagai penampilan budaya ditampilkan selama acara, termasuk jaipongan, wayang golek, pertunjukan band, dan atraksi budaya Lais. Selain itu, terdapat juga kirab budaya Nusantara yang melibatkan perwakilan dari siswa SD, SMP, SMA, serta kelompok pemuda masyarakat.

Ritual Seren Taun, Wujud Syukur Melimpahnya Panen Masyarakat Adat Kasepuhan Cisungsang
Produk UMKM masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang, Sumber: Dok. Kemenparekraf RI

Pasar Rakyat dan Pameran UMKM

Panitia mencatat, secara keseluruhan pagelaran Seren Taun 2024 dihadiri sebanyak 2.288 orang, baik yang menyaksikan maupun yang berpartisipasi dalam kirab budaya. Sebagai bagian dari agenda KEN, pelaksanaan Seren Taun Kasepuhan Cisungsang berfungsi sebagai acara promosi untuk pariwisata daerah tersebut.

Tentu saja, kegiatan ini tidak hanya menghadirkan acara budaya, tetapi juga memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat melalui produk UMKM. Acara ini berhasil menjadi platform untuk mendorong pertumbuhan UMKM dan pelaku ekonomi kreatif lokal.

Selama acara Seren Taun Kasepuhan Cisungsang, terdapat sekitar 640 stand UMKM yang berasal dari Kasepuhan Cisungsang, Baduy, serta UMKM dari masyarakat sekitar. Di acara ini, berbagai produk unggulan, mulai dari kerajinan tangan khas Banten hingga makanan dapat ditemukan dengan mudah.

Ritual Seren Taun, Wujud Syukur Melimpahnya Panen Masyarakat Adat Kasepuhan Cisungsang
Seren Taun masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang, Sumber: Dok. Kemenparekraf RI

Seren Taun jadi Daya Tarik Wisatawan

Seren Taun Kasepuhan Cisungsang bukan hanya sekadar upacara adat yang berlangsung setiap tahun, kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk wisata budaya khas Banten yang menarik minat banyak orang untuk berkunjung. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ribuan orang hadir untuk menyaksikan ritual ini.

“Pengunjungnya fantastis, sampai di angka 10.000, mereka menyaksikan berbagai kegiatan yang kami adakan,” jelas Noci.

Masyarakat Adat Cisungsang juga menyediakan jamuan bagi para pengunjung yang hadir dalam acara Seren Taun selama empat hari. Wisatawan dapat menikmati hidangan yang disajikan oleh warga adat setempat secara gratis. Tradisi penyajian ini telah ada sejak jaman nenek moyang masyarakat Adat Cisungsang.

Sebagai salah satu festival terpenting di Kasepuhan, Provinsi Banten, pelaksanaan event Seren Taun Cisungsang diharapkan dapat menjadi sarana untuk mempererat silaturahmi. Upacara adat Seren Taun merupakan wujud komitmen masyarakat Kasepuhan Cisungsang dalam melestarikan dan mewariskan tradisi secara turun-temurun.

Acara ini juga diharapkan dapat menjaga keharmonisan masyarakat, mendorong semangat gotong royong, melestarikan kearifan lokal, serta memberikan wawasan kepada generasi muda mengenai budaya adat yang ada. Selain itu, Seren Taun diharapkan menjadi titik tolak bagi perkembangan sektor pariwisata, serta menciptakan masyarakat yang mandiri secara ekonomi dan bermartabat dalam aspek budaya.

“Sehingga memberikan pengajaran bagi para generasi muda agar dapat mewarisi adat-istiadat ini. Kami berharap ke depan generasi muda semakin banyak terlibat. Ini bukti regenerasi kita agar anak muda lebih banyak berpartisipasi lagi,” pungkas Noci.

Editor: Mukhlis

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Budaya Lainnya