Site icon Kolom Desa

Warga Desa Lombonga Peringati Maulid Nabi dengan Berebut Telur

Warga Desa Lombonga Peringati Maulid Nabi dengan Berebut Telur

Telur hias yang siap diperebutkan oleh warga Desa Lombonga. Sumber: palu.tribunnews.com.

Kolomdesa.com, Donggala – Warga Desa Lombonga, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan hari lahir pemimpin umat Muslim tersebut diisi dengan kegiatan doa dan diakhiri dengan pesta berebut telur hias.

“Perayaan Maulid di tempat kami, yang berada di Desa Lombonga selain untuk memperingati bulan kelahiran Nabi Muhammad, juga mempererat kekeluargaan warga disini,” ucap Warga Desa Lombonga, Syefri Syemir, Minggu (15/9/2024).

Menurut Syefri, kegiatan Maulid ini dilakukan setiap tahun. Menurutnya, setiap kali dilakukan selalu berjalan seru dan meriah.

“Banyak yang ikut hadir dalam peringatan Maulid tahun ini, baik ibu-ibu, bapak maupun anak semua turut hadir,”ucap Syefri.

Syefri menjelaskan pembukaan diisi dengan kegiatan keagamaan. Setelah itu penutup dilakukan rebutan telur hias.

“Semua orang akan berebut, bahkan ada yang sampai jatuh bangun,” sambung Syefri.

Syefri menjelaskan, sejatinya telur yang diperebutkan merupakan bukan dalam artian anak hewan. Akan tetapi bentuknya saja yang bulat sehingga mirip dengan telur.

“Itu merupakan replika telur, namun didalamnya ada hadiah, sehingga semua yang ikut tidak tahu akan dapat apa,” ucap Syefri.

Menurut Syefri, kegiatan rebutan telur di Desa Lombonga saat Maulid merupakan peninggalan dari leluhur. Dia mengaku, acara yang terbilang unik itu masih dipertahankan agar menghargai pendahulu.

“Berebut telur merupakan acara yang ditunggu oleh warga Desa Lombonga terutama saat bulan Maulid tiba,” beber Syefri.

Menurut Syefri, berebut telur merupakan bagian penting dalam rangkaian acara perayaan Maulid di Desa Lombonga. Sehingga tidak boleh dihilangkan dalam acara yang dilaksanakan.

“Ini perayaan penting, panitia tidak bisa menghilangkan kegiatan berebut telur karena dapat mengurangi kemeriahannya,” sebut Syefri.

Syefri juga mengatakan, perayaan Maulid yang identik dengan keagamaan tetap dapat dilakukan dengan budaya. Menurut dia, semua bisa dirancang asalkan penempatannya jelas.

“Ini merupakan bukti bahwa kegiatan agama dan kebudayaan leluhur dapat dilakukan bersama dalam serangkaian acara,” ujar Syefri.

Syefri mengaku, acara Maulid selanjutnya akan dilakukan dengan kegiatan yang sama. Hanya saja, nantinya akan diberikan inovasi acara agar menarik lebih banyak lagi warga yang datang.

“Tahun depan tentu akan kita usahakan kegiatan Maulid, tentu dengan penambahan-penambahan, seperti jumlah telurnya mungkin agar lebih banyak yang dapat,” pungkas Syefri.

Penulis: Fuji
Editor : Aziz

Exit mobile version