Kolomdesa.com, Sejumlah ratusan pemuda di Desa Saluahok, Kecamatan Mehalaan, Kabupaten Mamasa gotong royong untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam agenda itu, sejumlah makanan khas bulan Maulid bakal dibuat.
“Rencananya akan membuat nasi bantu, dan makanan khas lainnya,” ucap Pemuda Desa Saulahok Daeng Sukindar, Minggu (16/9/2024).
Kindar menyebut, makanan tradisional yang akan dibuat bernama doda. Makanan tersebut berbahan beras.
“Nanti beras yang sudah dibersihkan akan dimasukan ke dalam bambu, yang sudah dilapisi daun pisang dalamnya,” bebernya.
Menurut Sukindar, sebelum membuat makanan tradisional Khas Desa Saulahok, dirinya bersama pemuda yang lain menyiapkan wadahnya terlebih dahulu.
“Proses pembuatan tiri, atau masyarakat sini menyebutnya Galuga,” jelasnya.
Kindar menyebutkan, dalam proses pembuatan Tiri tidak begitu sulit. Bahan-bahan yang pun mudah didapatkan di pekarangan warga.
“Menggunakan bambu, disini banyak ditumbuhi pohon bambu,” kata Sukindar.
Kindar juga membocorkan prose selanjutnya dalam pembuatan Tiri. Ia menjelaskan akan melapisi dengan menggunakan kertas warna.
“Agar menarik, kita gunakan kerta warna biar terlihat meriah juga,” terangnya
Sukindar menjelaskan, Tiri yang selesai dibuat nantinya akan diisi dengan doda. Banyaknya doda yang digunakan menyesuaikan wadahnya, supaya terlihat penuh dan tidak ada celah.
“Tiri yang sudah dibuat nantinya akan dipenuhi doda, sebagai sajian acara Maulid Nabi Muhammad,”ujarnya.
Uniknya, kata Sukindar, pemuda Desa Saulahok dalam menyiapkan bahannya merupakan dana pribadi. Metode patungan dilakukan agar pembuatan makanan tradisional untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad dapat dibuat dengan baik.
“Jumlah pemuda yang ikut patungan sejumlah 100 orang,” ungkapnya.
Sukindar menyampaikan, iuran yang dilakukan pemuda tidak bersifat memaksa. Semua dilakukan secara sukarela dan semampunya.
“Ada yang iuran 5000, ada yang lebih dari itu, sesuai kemampuan,” terang Kindar.
Kegiatan Maulid Nabi Muhammad di Desa Saulahok merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan oleh warga. Perayaannya dilakukan bersama, sebagai bentuk syukur untuk menghormati imam besar umat Muslim.
“Setiap tahun Maulid selalu dilakukan, sebenarnya bukan hanya di sini tapi di seluruh Mamasa juga ada perayaannya sendiri-sendiri,” pungkasnya.
Penulis: Fuji
Editor: Aziz